URstyle

Begini Upaya Shiroshima Indonesia Bertahan di Tengah Pandemi COVID-19

Nivita Saldyni, Rabu, 6 Oktober 2021 20.53 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Begini Upaya Shiroshima Indonesia Bertahan di Tengah Pandemi COVID-19
Image: Koleksi Shiroshima Indonesia. (Instagram @shiroshima.indonesia)

Jakarta - Dunia usaha jadi salah satu yang turut merasakan dampak pandemi COVID-19. Banyak yang harus putar otak untuk bisa bertahan, termasuk Shiroshima Indonesia.

Hal itulah yang disampaikan oleh Dian Nutri Justisia Shirokadt, Owner Shiroshima Indonesia dalam URwealth ‘Karya Minimalis dan Eksotis Batik Ala Shiroshima’, Rabu (6/10/2021).

“Kaget juga karena kami sudah mempersiapkan business plan mau ngapa-ngapain. Kami juga awalnya menginginkan brand kami masuk at least ada di 10 store di Jakarta di 2019-2020, tapi kami baru masuk empat store di Jakarta, tiba-tiba udah pandemi,” kata Dian kepada Urbanasia.

Dian yang awalnya ingin membawa Shiroshima fokus di offline department store pun mengaku harus mendadak banting setir ke penjualan online. Bahkan Dian memberanikan diri untuk menarik sekitar 1.700 produknya yang ada di semua department store pun harus ditarik untuk kemudian dijual secara online.

“Saya sudah merencanakan (online) itu tapi nggak secepat itu. Kami fokus di 2020 awal itu untuk Instagram. Karena kami tidak ada penjualan di offline mulai Maret-April itu, kemudian kami memberanikan diri membuka web store untuk dihubungkan dengan Instagram dan beberapa market place juga,” jelasnya.

Bukan hanya soal penjualan, pandemi COVID-19 juga ternyata mempengaruhi tim yang bekerja di Shiroshima Indonesia, loh. Dian mengatakan bahwa awal-awal pandemi banyak pekerjanya yang tak diizinkan oleh orang tuanya bekerja.

“Terus terang aja, awal-awalnya (SDM) goyang juga. Karena tim kami itu kebanyakan perempuan dan mereka kebanyakan masih single, orang tuanya itu ada banyak yang tidak memperbolehkan mereka-mereka ini untuk bekerja. Jadi awal pandemi itu saya hanya bekerja dengan dua penjahit dan saya sendiri untuk membuat masker,” ungkap Dian.

Namun karena orderan tetap berjalan, Dian pun akhirnya mengimbau untuk beberapa pekerjanya kembali bekerja. Tentu, pekerja yang masuk diwajibkan menerapkan protokol kesehatan ketat, sesuai dengan aturan yang diterapkan pemerintah.

“Alhamdulillah sejak Juli-Agustus mereka sudah mulai masuk, ada yang diperbolehkan kerja oleh orang tuanya. Tapi kalau tidak diperbolehkan kerja ya tidak apa-apa karena itu pilihan mereka,” kata Dian.

Menariknya karena harus beradaptasi dengan sistem online, Dian pun mengaku banyak tim Shiroshima yang belajar hal baru dan mengemban tugas baru selama pandemi COVID-19 ini.

“Kami yang awam sekali dengan market place, awam sekali dengan web store, kami juga mau nggak mau harus belajar,” katanya.

“Jadi desainer saya itu banting setir jadi orang branding dan digital juga. Tim-tim marketing saya yang melayani untuk penjualan retail di department store saya haruskan mereka untuk belajar fotografi, belajar untuk penulisan di sosial media. Dan semuanya sih belajar,” jelas Dian.

Bahkan hingga saat ini Dian mengaku dirinya dan seluruh tim Shiroshima masih terus belajar. Mereka memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang dibuka oleh berbagai pihak untuk mengembangkan diri.

“Jadi semuanya juga kami belajar sendiri dan Alhamdulillah waktu pandemi itu banyak yang menawari untuk belajar digital marketing, pembenahan akuntansi, pembenahan manajemen, produksi. Dan kami mengikuti itu juga,” pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait