URnews

Belum Ada Kasus Hepatitis Akut di Surabaya, Ini Pesan untuk Orang Tua

Nivita Saldyni, Kamis, 12 Mei 2022 08.33 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Belum Ada Kasus Hepatitis Akut di Surabaya, Ini Pesan untuk Orang Tua
Image: Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat melakukan peninjauan ke sejumlah Fasyankes di Kota Surabaya. (Dok. Humas Pemkot Surabaya)

Surabaya - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya melaporkan belum ada catatan penemuan kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya di Kota Pahlawan. Meski begitu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memastikan seluruh fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) di Kota Surabaya tengah meningkatkan pengawasan dan kewaspadaan untuk mencegah penularan penyakit tersebut pada anak.

Namun menurut Eri hal ini belum cukup. Untuk itu ia meminta para orang tua agar lebih peka terhadap kondisi kesehatan anak-anaknya.

"Saya nyuwun (minta) tolong kepada para orang tua, mohon dijaga kesehatan putranya. Salah satunya kalau dulin (bermain) diawasi, makanannya juga diawasi, jangan sampai terlambat," kata Eri di Surabaya, Rabu (11/5/2022).

Eri pun berharap para orang tua sigap saat anaknya mengalami gejala sakit dengan segera memeriksakan kesehatannya ke dokter. Sebab jika terlambat mendapatkan penanganan, bisa jadi sakit yang dialami anak semakin parah.

"Kalau anak-anak kan gak ngeroso (merasa), moro-moro dadi loro (tiba-tiba jadi sakit). Jadi, peran orang tua sangat kami harapkan untuk mencegah hepatitis," pesannya.

Di kesempatan berbeda, Kepala Dinkes Kota Surabaya Nanik Sukristina menyatakan, upaya meningkatkan kewaspadaan telah dimaksimalkan di seluruh Fasyankes di Kota Surabaya. Diantaranya pada setiap rumah sakit, Dinkes Surabaya meminta agar melakukan pengamatan semua kasus sindrom jaundice akut yang tidak jelas penyebabnya dan ditangani sesuai SOP serta pemeriksaan laboratorium.

"Kemudian, melakukan Hospital Record Review (HRR) terhadap Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya sejak tanggal 1 Januari 2022 dan laporkan segera jika ada penemuan kasus potensial sesuai indikasi kasus tersebut," kata Nanik, dikutip dari keterangan resminya, Kamis (12/5/2022).

Sementara itu untuk setiap Puskesmas, Dinkes Surabaya meminta untuk melakukan penguatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada seluruh masyarakat. Puskesmas juga diminta melakukan upaya pencegahan melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) secara konsisten dalam berkegiatan sehari-hari dan di lingkungan tempat tinggal.

Selain itu, Nanik menambahkan Dinkes Surabaya juga sudah meminta setiap Puskesmas untuk memantau dan melaporkan kasus sindrom jaundice akut secara rutin melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) jika menemukan pasien dengan gejala yang ditandai dengan kulit dan sklera berwarna ikterik atau kuning dan urin berwarna gelap yang timbul secara mendadak.

"Selain itu, juga mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk segera mengakses Fasyankes apabila mengalami sindrom jaundice," ujar dia.

Dinkes Surabaya, lanjut Nanik, juga sudah menginstruksikan seluruh Puskesmas agar melakukan penguatan jejaring kerja surveilans lintas program dan lintas sektor di masing-masing wilayah kerja. Sehingga jika terjadi peningkatan kasus sindrom jaundice akut maupun penemuan kasus, puskesmas bisa segera memberikan notifikasi atau laporan melalui SKDR ke Dinkes Kota Surabaya.

Nanik pun mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan berhati-hati. Sebagai langkah pencegahan, ia berpesan agar masyarakat tetap menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) saat melakukan kegiatan sehari-hari, maupun di lingkungan tempat tinggal.

"Caranya mencuci tangan dan meminum air bersih yang matang. Kemudian, makan-makanan yang bersih dan matang penuh, membuang tinja dan/ atau popok sekali pakai pada tempatnya. Lalu, menggunakan alat makan sendiri-sendiri serta memakai masker dan menjaga jarak," pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait