URnews

Soal 5 Pasien Meninggal Akibat Hepatitis Akut, Kemenkes: Baru Dugaan

Nivita Saldyni, Rabu, 11 Mei 2022 15.10 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Soal 5 Pasien Meninggal Akibat Hepatitis Akut, Kemenkes: Baru Dugaan
Image: Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi (Dok. Kemenkes RI).

Jakarta - Jumlah pasien di Indonesia yang diduga terkena penyakit hepatitis akut bertambah. Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan saat ini ada 11 pasien yang masih diperiksa dan empat yang masuk kategori pending klarifikasi.

"Ada 4 (pasien) yang dikategorikan pending klasifikasi dan 11 yang masih diperiksa. Jadi baru dugaan hepatitis akut berat," kata Nadia saat dihubungi Urbanasia lewat telepon, Rabu (11/5/2022).

Data tersebut merupakan hasil laporan yang didapat Kemenkes dari sejumlah daerah, di antaranya DKI Jakarta, Jawa Barat, Bangka Belitung, Jawa Timur, dan Sumatera Barat dengan rincian 12 pasien diantaranya berusia di bawah 16 tahun dan tiga lainnya berusia di atas 16 tahun hingga 20 tahun. Dari 15 pasien itu, lima di antaranya meninggal dunia.

"Dari jumlah tersebut yang meninggal ada lima, empat dari yang meninggal itu masuk kriteria pending klarifikasi dan satu masih dalam pemeriksaan laboratorium," imbuhnya.

Nadia merinci, lima pasien yang meninggal dunia itu yakni 3 pasien dari Jakarta, 1 dari Tulungagung, dan 1 dari Solok. Nah dari lima kasus kematian ini, ada satu pasien yang dicurigai memiliki kelainan bawaan.

"Kalau dari hasil PE (penyelidikan epidemiologi, Red) hanya yang di Solok, bayi satu bulan 29 hari. Itu dicurigai punya kelainan bawaan. Nah kami gak tahu apakah organ hati atau kelainan bilirubin dan sebagainya," terangnya.

Nadia mengaku pihaknya belum bisa memastikan penyebab kematian kelima pasien ini karena hepatitis akut berat. Sebab Kemenkes masih menunggu hasil laboratorium.

"Kami belum bisa sebutkan pasti hepatitis akut karena ada kriteria WHO terkait ini. Kalau dugaan ini yang kami perkirakan tapi kami masih menunggu hasil laboratorium. Jadi ini belum kasus hepatitis akut, ini baru dugaan hepatitis akut," tegas Nadia.

Pesan Kemenkes untuk Para Orang Tua

Untuk itu Nadia berpesan kepada orang tua agar tak perlu panik, namun tetap waspada. Ia pun meminta agar para orang tua melakukan upaya-upaya untuk mencegah penularan penyakit ini.

"Kemarin mengapa kami menyampaikan hal ini karena kemudian kami melihat ada dugaan tiga kasus hepatitis akut berat yang kemudian malah meninggal juga. Jadi ini perlu diwaspadai orang tua," ujar Nadia.

"Jadi kita harus upayakan nih untuk mencegah penularan ini, terutama pada anak-anak karena ini menularnya paling banyak pada rentang usia satu tahun sampai enam tahun," sambungnya.

Nadia berpesan agar kita, khususnya para orang tua selalu menjaga kebersihan. Rajin uci tangan, tidak memakai alat makan berbarengan untuk anak, tidak jajan sembarangan saat melakukan perjalanan jauh, memastikan minum air yang sudah dimasak, dan mengelola makanan yang dikonsumsi bersama dengan bersih.

Tak lupa, baik orang tua maupun anak juga harus tetap mematuhi prokes karena salah satu penyebab penyakit ini diduga adanya adenovirus yang penularannya sebagian besar melalui udara.

"Selain itu lengkapi vaksinasi atau imunisasi dasar pada anak-anak kita. Kita tahu bahwa vaksin hepatitis B diberikan empat kali pada saat kita melakukan imunisasi dasar pada anak satu tahun," jelas Nadia.

"Jadi segera lengkapi (vaksinasi untuk anak). Kita saat ini sedang melakukan bulan imunisasi anak nasional. Jadi lengkapi vaksinasinya," pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait