URstyle

Belum Ada Kasus Kematian, Ini Jurus Vietnam Perangi Wabah Corona  

Griska Laras, Senin, 13 April 2020 15.42 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Belum Ada Kasus Kematian, Ini Jurus Vietnam Perangi Wabah Corona   
Image: istimewa

Hanoi – Cara Vietnam menangani wabah corona di negaranya patut diacungi jempol. Pasalnya hingga Senin (13/4/2020) Vietnam belum melaporkan satu pun kasus kematian akibat COVID-19.

Penanganan wabah corona di Vietnam mendapat pujian dari berbagai negara, apalagi kalau melihat geografis Vietnam yang berbatasan dengan Cina.

Banyak orang yang penasaran dengan upaya-upaya yang ditempuh Vietnam dalam menekan persebaran virus di negaranya.

Lantas bagaimana sih cara mengatasi virus tersebut?

Penanganan medis yang cepat tanggap

Perwakilan WHO di Vietnam, dr. Kidong Park mengatakan keberhasilan pemerintah menekan kasus corona karena berbagai langkah proaktif yang dilakukan pemerintah secara konsisiten.

Dalam mencegah penyebaran virus corona, pemerintah melakukan pelacakan dengan meluncurkan aplikasi screening. Semua masyarakat wajib melaporkan kondisi kesehatannya di situs tersebut.

Pemerintah juga meminta setiap warga memberikan informasi secara jujur. Mereka bahkan mengancam akan menghukum siapa saja yang menyembunyikan penyakit COVID-19. Hal itu disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Vietnam, Nguyen Xuan Phuc.

“Bagi yang melaporkan informasi palsu akan dipidana,” kata Nguyen seperti dilansir Al Jazeera.

Di sisi lain, pemerintah juga tak maian-maian dalam menangani suspeck corona. Negara itu membuat protokol kesehatan yang berhasil menekan tingkat kematian pasien COVID-19. Protokol kesehatan itu sibagi untuk menilai infeksi sesuai tingkat keparahan.

Ada tiga fokus utama tim medis Vietnam dalam merawat pasien. Pertama dokter diharuskan mengobati gejala-gejala COVID-19 seperti demam, batuk, dan sesak napas. Kedua, pasien diwajibkan menjalani diet ketat. Ketiga petugas medis diminta mengontrol tingkat penyerapan oksigen dalam darah pasien.

Pemerintah juga mengerahkan mahasiswa kedokteran serta pensiunan perawat dan dokter dalam perang melawan corona.

Tak hanya fokus mengobati pasien, pemerintah juga gencar mencari dan melakukan pengecekan terhadap orang-orang yang melakuan kontak dengan pasien positif corona.

Pejabat kesehatan di Pusat Operasi Darurat Vietnam (EOC), Tran Dac Phu menyebut pemeriksaan terhadap suspect lebih efektif dibandingkasn dengan tes massal, terutama utuk negara yang sumber dayanyakurang memadai.

“Yang terpenting, kita harus tahu ornag yang melakukan kontak dengan suspek atau yang baru saja kembali dari negara pandemi dan mengecek kesehatan mereka,” ujarnya seperti dikutip Vietnam Insider.

Aturan karantina dan physical distancing yang ketat

Untuk menghindari penyebaran virus corona yang massif, pemerintah menerapkan kebijakan physical distancing dan meminta warga untuk mengisolasi diri di rumah.

Pemberlakuan karantina mandiri pun sudah dilakukan dari jauh hari, yakni dua minggu pasca pemerintah menutup akses penerbangan ke dan dari Cina. Karantina dimulai dari Provinsi Vinh Phuc bagian Hanoi Utara selama tiga minggu.

Segala cara dikerahkan agar masyarakat mematuhi aturan-aturan yang ada. Kabarnya, pemerintah mengerahkan tentara dan mata-mata partai komunis untuk berpatroli.

Dilansir DW, petugas keamanan dan mata-mata Partai Komunis dapat ditemukan di sekitar jalan permukiman warga dan di setiap desa.

Vietnam juga telah melakukan lockdown terhadap seluruh kota di dekat Hanoi selama tiga minggu pada awal Februari, padahal saat itu hanya ada 10 kasus COVID-19 terkonfirmasi.

Membatasi Kedatangan dari Luar Negeri  

Vietnam sudah melakukan pembatasan terhadap penerbangan luar negeri sejak awal merebaknya virus corona di negara tersebut.  

Di awal Januari, Vietnam melarang masuk turis dari Cina dan Korea Selatan.  Aturan tersebut disusul dengan pembatasan perjalanan dari Italia dan Iran pada bulan Februari. Tak hanya membatasi penerbangan, para pendatang juga wajib menjalani karantina selama 14 hari.

Otoritas Vietnam juga sudah melarang seluruh penerbangan domestik pada 30 Maret lalu. Penerbangan domestik yang masih berlaku hanya rute Hanoi-Ho Chi Minh dan Hanoi/ Ho Chi Minh – Da Nang dan Phu Quoc dengan maksimum satu kali perjalanan pulang-pergi per maskapai.

Kini pemerintah Vietnam sudah menutup semua akses masuk bagi pendatang dari luar negeri dan  menghentikan visa untuk turis.  

Ancaman Denda Bagi Pelanggar

Pemerintah memberlakukan denda dan hukuman bagi warga yang melanggar aturan-aturan pencegahan COVID-19.

Dilansir Vietnam Newa Agency (VNA), warga yang tidak meggunakan masker saat keluar rumah akan didenda Rp 200 ribu. Sementara warga yang melanggar peraturan karantina akan dikenakan denda maksimal Rp14 juta.

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait