Berkonsep Physical Distancing, Laksana Karoseri Luncurkan Bus Legacy SR2

Jakarta - Buat kamu yang akan naik bus di masa pandemi dan new normal nanti, tampaknya tak perlu khawatir, guys.
Pasalnya, akibat kemunculan COVID-19 rupanya membuat CV Laksana berinovasi loh.
Perusahaan karoseri bus yang berbasis di Semarang, Jawa Tengah itu baru saja memperkenalkan bus Legacy SR2.
Yang menjadi spesial, bus ini diciptakan dengan konsep physical distancing sehingga penumpang bisa tetap menjaga jarak satu sama lain.
Legacy SR2 memiliki kapasitas 32 kursi, dengan tata letak kursi 1-1-1 berkonsep physical distancing.
Sumber: Bus Laksana yang berkonsep physical distancing (CV.Laksana)
Brand and Marketing Communication Manager Laksana, Candra Dewi mengatakan, Legacy SR2 dibuat untuk mengakomodir kebutuhan customer di masa pandemi, guys.
Bus ini menjadi solusi untuk memberikan desain bus yang tetap aman dan nyaman di masa pandemi.
Selain konsep jaga jarak yang diterapkan, bus ini dilengkapi dengan membuat partisi untuk driver, HEPA filter untuk penyaringan udara, serta UV filter (untuk disinfektan)," tutur Candra Dewi saat dihubungi Urbanasia, Senin (6/7/2020).
Ia juga menambahkan, sebelumnya saat tidak ada pandemi, Laksana juga sudah mengeluarkan produk yang sesuai dengan konsep physical distancing yaitu Legacy SR2 Suites Class.
Laksana sendiri baru membuat satu unit Legacy SR2, prototipe bus tersebut dibuat dengan kerjasama Perusahaan Otobus (PO) Sumber Alam, guys.
Sumber: Bus Laksana yang berkonsep physical distancing (CV.Laksana)
PO Sumber Alam sendiri menggunakan chassis Hino untuk membangun Legacy SR2. waktu yang dibutuhkan untuk membangun bus tersebut kurang lebih selama dua bulan.
Laksana juga secara resmi telah memperkenalkannya inovasi ini pada public dengan memposting foto-foto Legacy SR2 di akun Instagram resmi mereka yakni @laksanabus pada Jumat (3/7/2020).
Untuk pembuatannya, Laksana mengungkap memakan biaya sekitar Rp 550 juta - Rp 700 jutaan.
"Untuk karoseri bus berkisar Rp 550 juta - Rp 700 juta, tergantung pada optional juga," ujar Candra Dewi.
Ke depannya, Chandra belum bisa memastikan kapan bus itu akan diproduksi lagi untuk selanjutnya.
"Nanti tergantung dari permintaan customer, karena sistem kami (Laksana) adalah made to order," tutupnya.