URnews

Bertahan di Tengah Pandemi, Pengrajin Tenun di Jateng Sasar Pasar Amerika

Nunung Nasikhah, Jumat, 7 Agustus 2020 13.11 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Bertahan di Tengah Pandemi, Pengrajin Tenun di Jateng Sasar Pasar Amerika
Image: Pengrajin Tenun di Jateng. (Dok. Humas Pemprov Jateng)

Purbalingga – Desa Tumanggal Kecamatan Pengadegan Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah memiliki produk unggulan berupa kain tenun.

Kain tenun khas Purbalingga ini memiliki tekstur dan bahan yang unik. Selama ini, kain tenun tersebut sudah mudah ditemukan di Bali. Namun belakangan, kain tenun ini mulai merambah pasar di Amerika.

Kepala Desa Tumanggal, Surati, mengatakan, meski di tengah pandemi COVID-19, para pengrajin kain tenun Tumanggal tetap berproduksi.

Meski pemasaran kain tenun ke Bali agak terhambat, hal ini tidak menjadi penghalang bagi para pengrajin benang antih dan penenun kain Tumanggal untuk tetap memproduksi kain.

“Di saat pandemi sekarang ini penurunan omzet sangat terasa, karena Bali sebagai pasar utama kain tenun belum pulih,” kata Surati, seperti dikutip dari website resmi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (7/8/2020).

Surati juga menjelaskan, saat ini ia dan rekan-rekannya fokus membuat aneka taplak yang akan dikirimkan ke Amerika.

“Produk inilah yang banyak diminati pasar tersebut,” kata Surati yang juga generasi kedua pembuat benang antih sebagai bahan baku kain tenun.

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga melalui Dinas Koperasi dan UKM (Dinkop UKM) juga mendukung produksi kain tenun Tumanggal.

Terbukti sebelumnya, Dinkop UKM Purbalingga juga telah memberikan enam paket alat tenun agar para pengrajin benang antih tidak perlu menenun kain Tumanggal di Pekalongan.

Kepala Dinkop UKM Purbalingga, Budi Susetyo mengatakan, pihaknya telah berupaya agar kain tenun Tumanggal dapat dikreasikan menjadi kerajinan.

Ia juga mengajak 10 pengrajin untuk melihat proses pembuatan kain tenun Tumanggal menjadi aneka kreasi kerajinan.

“Para pengrajin ini kami ajak dan kami motivasi agar bisa menciptakan aneka kerajinan berbahan dasar kain tenun Tumanggal seperti tas, dompet, sepatu, pernak-pernik, dan juga hantaran,” tandasnya.

Selain itu, Dinkop Purbalingga juga akan mengajak desainer Purbalingga yang tergabung dalam Asosiasi Fashion dan Desainer Purbalingga (Afdega) untuk bisa berkreasi membuat pakaian berbahan dasar kain Tumanggal. Dengan begitu, potensi kain tenun Tumanggal tersebut akan lebih dikenal dan diminati oleh masyarakat.

“Hasil-hasil karya crafter (pengrajin) ini nantinya akan dipasarkan lewat gerai Tuka-Tuku sehingga Purbalingga mempunyai ciri khas kerajinan berbahan dasar kain tenun Tumanggal,” pungkasnya.
 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait