URamadan

Bijak Bermedia Sosial saat Puasa di Bulan Ramadan, Ini Saran Ustadz

Nivita Saldyni, Rabu, 28 April 2021 17.38 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Bijak Bermedia Sosial saat Puasa di Bulan Ramadan, Ini Saran Ustadz
Image: Ilustrasi bermain media sosial. (pexel.com/pixabay)

Sidoarjo - Tak ada yang salah dengan menggunakan media sosial saat berpuasa di bulan Ramadan. Namun yang salah adalah saat kita tidak bijak dalam menggunakannya, begitulah kata ustadz Luqman Hakim dari PBNU Sidoarjo.

Ustadz Luqman mengatakan bahwa kehadiran media sosial sejak awalnya bukan sesuatu yang negatif. Ia merupakan terobosan teknologi di era modern yang membuat menghubungkan satu orang dengan lainnya.

"Media sosial mulai awal bukanlah sesuatu yang negatif, ya tidak. Cuma kemudian menjadi negatif terkait erat siapa pengguna dan pelakunya. Artinya kalau dia bermedia sosial dengan bijak, dia akan mendapatkan manfaat di situ. Bahkan tidak hanya itu, boleh jadi dia mendapatkan material, bisa malah jadi mata pencaharian. Atau kungkin bisnis online dan sebagainya," kata ustadz Luqman kepada Urbanasia, Rabu (28/4).

Apalagi seperti yang kita ketahui, tidak jarang dari media sosial, seseorang malah terseret ke masalah hukum karena ujaran kebencian dan sebagainya. Belum lagi kalau kita kemudian terpancing emosinya karena postingan seseorang, itu menjadi masalah.

"Tapi kalau dari sisi medianya aja itu nggak ada masalah. Pelakunya yang kemudian terpancing sehingga kemudian dia tidak bijaksana sehingga media sosial jadi ratapannya, luapan emosinya, ini harus dicek juga," imbuhnya.

Apalagi jika kita mengkaji surat Yasin, kata ustadz Luqman, ada sebuah ayat yang cukup relevan dengan kondisi kita saat ini. Tepatnya ayat 65 yang berbunyi sebagai berikut :

اَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلٰٓى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

Artinya : Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.

"Bahwa kelak dalam konteks ayat itu kan bicara tentang hari akhir (Kiamat). Kelak di hari akhir semua mulut ini dikunci oleh Allah. Karena apa? Semua anggota tubuh yang dianugerahkan oleh Allah itu dimintai pertanggungjawaban," jelas ustadz Luqman.

Dengan dikuncinya mulut kita inilah, Allah akan mengetahui perbuatan-perbuatan kita didunia melalui kesaksian tangan dan juga kaki kita. 

"Tapi bagaimana lalu Allah membuktikan dia melakukan sesuatu yang melanggar, atau suatu kebaikan? Watukallimuna aidihim, maka tangannya yang berbicara, jari-jarinya yang berbicara. Ini seakan menggambarkan suasana di era modern saat ini," imbuhnya.

Yap, kalau kita sadari saat ini banyak orang dengan mudahnya mencaci dengan 'jari' mereka. Seperti halnya yang terjadi di media sosial.

"Saat ini begitu menulis, mengetik dengan jari-jari kita ya bisa langsung disaksikan orang lain. Kalau orang lain nggak terima ya bisa berujung diperkarakan. Maka disinilah kiranya benar ayat itu,'yaAllah iya ya bahwa mulut ini bisa terwakili oleh jari'. Dalam ketikan keybordnya HP atau laptop itu bisa atau bahkan karena sebuah tulisan," kata ustadz Luqman menjelaskan.

“Jadi ya kalau media sosialnya tidak ada hukum salah (atau) tidak salah. Tinggal bagaimana si pelakunya bijak, penikmatnya juga bijak karena semuanya dimintai pertanggungjawaban,” imbuhnya.

Oleh karena itu alangkah baiknya di bulan Ramadan ini, menurut ustadz Luqman kita mengisi waktu dengan memperbanyak amal saleh. Seperti membaca al Quran, berdzikir, dan melakukan ibadah sunnah lainnya. 

“Sebab ciri-ciri orang yang Ramadannya berhasil, dalam aspek apapun bahkan saya punya keyakinan tidak hanya aspek spiritual tapi juga psikologi dan ekonomi. Kalau ingin ekonominya di luar Ramadan baik, maka bagaimana Anda ibarat orang jualan, grosirnya Ramadan. Bagaimana Ramadan ini Anda isi itu akan berdampak kepada 11 bulan berikutnya. Ya kesiapan mental, ketangguhan, kesabaran dan bagaimana kita mendekatkan diri kepada Allah SWT di saat Allah di buln Ramadan ini mengabulkan setiap doanya orang yang berpuasa sampai ketemu dengan berbuka puasa itu,” jelasnya panjang lebar.

“Maka harapan kita apa? 'YaAllah di tahun-tahun berikutnya yang akan aku hadapi kelak, semoga engkau mudahkan'. Termasuk mudahkan jodoh. Bisa jadi jodohnya nggak ketemu di Ramadan, bisa jadi di Dzulhijjah atau bulan-bulan lainnya. Ya mintanya di Ramadan agar lebih spesial,” tutupnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait