URtech

Bobol Data hingga Doxing Pejabat, Apa Motif Bjorka Serang Indonesia?

Shinta Galih, Senin, 12 September 2022 17.32 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Bobol Data hingga Doxing Pejabat, Apa Motif Bjorka Serang Indonesia?
Image: Bjorka jual data PeduliLindungi. (Tangkapan layar Telegram Bjorka)

Jakarta - Bjorka menjadi sosok yang paling diperbincangkan saat ini, aksinya membocorkan data penting telah membuat banyak pihak panas dingin. Satu hal yang saat ini masih menjadi tanda tanya besar apa yang menjadi motif sang hacker melakukan semua itu?

Sebab Bjorka tidak hanya menjual data curiannya. Dia mengeritis kinerja beberapa pejabat di negeri ini. Bahkan dia sempat membeberkan otak di balik pembunuhan aktivis HAM Munir.

Bjorka pun mengungkap apa yang menjadi motif aksinya lewat akun Twitter sebelum di-suspend. Dia mengatakan aksinya itu adalah cara baru untuk demonstrasi, selain itu menurutnya pemimpin teknologi jangan seorang politisi atau tentara.

"Pemimpin tertinggi dalam teknologi harusnya ditugaskan kepada seseorang yang mengerti, bukan politis dan bukan seseorang dari angkatan bersenjata. Karena mereka hanyalah orang bodoh," tulisnya.

Dia pun mengungkap betapa mudah baginya untuk menjebol sistem keamanan yang dikelola pemerintah Indonesia. Bjorka mendedikasikan aksi ini untuk seorang kawan orang Indonesia di Warsawa, Polandia.

"Saya punya seorang kawan baik di Warsawa dan dia banyak bilang betapa kacaunya Indonesia. Saya melakukan ini untuk dia," kata dia.

"Dia tidak lagi diakui Indonesia sebagai warga negara karena kebijakan 1965. Walaupun dia seorang bapak tua yang sangat cerdas," imbuh Bjorka.

"Ya, jangan repot-repot melacak dia dari kementerian luar negeri. Karena Anda tidak akan menemukan apa pun. Dia tidak lagi diakui sebagai WNI karena kebijakan tahun 1965," lanjutnya.

Dia menambahkan, temannya itu adalah kakek tua yang sangat cerdas dan mengurusnya sejak dia lahir.

"Tahun lalu dia meninggal. Orang tua ini telah merawat saya sejak saya lahir, dan ingin pulang ke Indonesia untuk memberikan sumbangsih terhadap dunia teknologi. Walau dia tahu betapa sedihnya untuk dapat menjadi seseorang seperti BJ Habibie," tuturnya.

Sayangnya hal tersebut tidak terwujud hingga akhir hayatnya tahun lalu. "Dia tidak punya waktu untuk melakukannya sampai akhirnya meninggal dengan damai," ujar Bjorka.

"Tampaknya rumit untuk melanjutkan mimpinya dengan cara yang benar, jadi saya lebih suka melakukannya dengan cara ini. Kita memiliki tujuan yang sama, agar negara tempat ia dilahirkan bisa berubah menjadi lebih baik. Senang bertemu kalian," cuitnya.

Menanggapi kicauan Bjorka, Pendiri Drone Emprit Ismail Fahmi pun heran dengan tindakan seorang hacker mengungkap petunjuk soal jati dirinya.

"Lha kok malah membuka background dan jati dirinya? Kan jadi ketahuan motif sampeyan, tidak murni leaking tapi ada unsur perlawanan pada politik orba," ujar Ismail Fahmi di akun Twitternya dikutip Urbanasia, Senin (12/9/2022).

"Apakah Bjork ini benar ada di Warsawa spt pengakuannya atau ada di Indonesia, motifnya kok sptnya ndak lagi jualan data, tp lebih ke politik?" lanjutnya.

Namun demikian, dia meragukan motif tersebut karena masanya sudah tak relevan, Orba sudah tumbang lama.

"Kalau motifnya terkait orba, ya ndak relevan dengan jaman sekarang. Udah banyak berubah".

Terlepas dari itu, Ismail meyakini efek Bjorka ini mendorong kesadaran semua orang soal keamanan data, terutama pentingannya Rancangan Undang-undang Perlindungan Data Pribadi (PDP).

"Selama ini sebelum Bjorka muncul juga sudah terbukti soal keamanan data kita masih sangat payah. Tapi thanks ke Bjorka, bikin kesadaran atas PDP jd meningkat." ujarnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait