URnews

Bocah di Tasikmalaya Meninggal Akibat Depresi, Ini Penjelasan Dokter

Nivita Saldyni, Jumat, 22 Juli 2022 15.09 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Bocah di Tasikmalaya Meninggal Akibat Depresi, Ini Penjelasan Dokter
Image: Ilustrasi depresi (Anemone123/Pixabay)

Jakarta - Depresi jadi salah satu alasan yang diduga jadi penyebab kuat meninggalnya seorang siswa SD di Tasikmalaya, Jawa Barat yang diduga jadi korban bullying temannya. Ia diduga mengalami depresi setelah dipaksa menyetubuhi kucing oleh sejumlah temannya.

Lantas, benarkah depresi bisa menyebabkan kematian? Yuk, simak penjelasan Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Singaparna Medika Citratama (SMC) dr Adi Widodo berikut ini!

Adi menjelaskan, depresi adalah gangguan kejiwaan yang bisa menjadi penyebab suatu penyakit. Apalagi menurutnya kalau penderita depresi tidak mau makan.

Kondisi itu akan membuat penderitanya mudah terserang tifoid dan menyebabkan gangguan kesadaran. Adi mengungkapkan, hal inilah yang dialami korban berusia 11 tahun itu sejak masuk ke RSUD SMC pada Sabtu (16/7/2022) malam, yaitu penurunan kesadaran.

“Menurut keterangan orang tuanya, pasien itu satu hari sebelum dibawa (ke RSUD) sudah tidak sadarkan diri,” terang Adi kepada wartawan, Kamis (21/7/2022).

Adi menambahkan, sebelum dilarikan ke rumah sakit, bocah kelas 6 SD itu sempat dirawat di rumah karena sakit selama satu minggu. Selama satu minggu itu ia mengeluh demam dan lemas, bahkan tak ada makanan ataupun minuman yang masuk.

“Itu pengakuan dari keluarga pasien,” imbuh Adi.

Sementara berdasarkan hasil diagnosis medis, Adi menjelaskan korban mengalami komplikasi tifoid. Kondisi ini kemudian menyerang ke bagian otak.

“Suspect episode depresi (gangguan kejiwaan yang diakibatkan faktor internal) itu belum bisa kami tindaklanjuti karena pasien belum bisa ditanya oleh spesialis kejiwaan,” bebernya.

Namun menurutnya, penyakit ini memang bisa disebabkan oleh gangguan kejiwaan ataupun faktor internal dan eksternal. Sebab typoid bisa menyebabkan gangguan kesadaran.

“Bahkan eksternal menurut gangguan keluarga sebelumnya ada terjadi perundungan terhadap pasien ini,” ujar Adi.

Nah bila seorang pasien mengalami gangguan mental yang luar biasa, maka akan berimbas pada masalah kesehatan. Seperti halnya daya tahan tubuh yang menurun.

“Itu pasti bila terjadi gangguan kejiwaan sudah otomatis akan menurunkan daya tahan tubuh seseorang ditambah tidak masuknya makanan maka akan bertambah penyakit yang masuk,” pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait