URnews

Bos Pertamina Curhat, Harusnya Harga Pertalite Tembus Rp 17.200

Putri Rahma, Rabu, 6 Juli 2022 16.58 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Bos Pertamina Curhat, Harusnya Harga Pertalite Tembus Rp 17.200
Image: Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyanti

Jakarta - Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyanti mengatakan bahwa suplai global saat ini menurun, sehingga harga minyak mentah terus diperkuat. 

Terutama dari Libya dan Ekuador serta terbatasnya kemampuan produksi OPEC+ yang berdampak terhadap harga keekonomian bahan bakar minyak dan elpiji di Indonesia. 

“Kalau kita melihat harga keekonomian dengan peningkatan harga minyak dan gas ini juga meningkat tajam,” kata Dirut Pertamina Nicke Widyawati dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan komisi VI DPR RI di Jakarta, pada Rabu (6/7/2022).

Dilihat dari formulasi perhitungan yang dilakukan oleh Pertamina pada Juli 2022, harga keekonomian solar adalah Rp 18.150 per liter dengan harga jual masih Rp 5.150 per liter. Hal tersebut membuat pemerintah harus membayar subsidi solar sebesar Rp 13.000 per liter. 

Pada harga keekonomian BBM bersubsidi, Pertalite dimulai dari harga Rp 17.200 per liter dan Pertamina menjual Pertalite seharga Rp 7.650 per liter. Setiap liter Pertalite yang dibeli oleh masyarakat akan mendapat subsidi Rp 9.550 per liter dari pemerintah. 

Pertamina mengatakan bahwa pihaknya belum menaikkan harga elpiji non-subsidi sejak tahun 2007 sehingga harganya masih Rp 4.250 per kilogram. Saat ini harga elpiji adalah Rp 15.698 per kilogram dan subsidi dari pemerintah sebesar Rp 11.448 per kilogram. 

Untuk harga jenis BBM non-subsidi, Pertamax adalah 17.950 per liter dan Pertamina masih mematok harga Pertamax dengan harga Rp 12.500 per liter. Untuk perusahaan kompetitor sendiri sudah menetapkan harga produk sekitar Rp 17.000 per liter.

“Kami masih menahan harga Pertamax Rp 12.00 per liter karena kami juga pahami kalau Pertamax naik setinggi ini. Maka shifting ke Pertalite akan terjadi. Kondisi ini tentu akan menambah beban negara,” ucap Nicke. 

Ia juga menyampaikan bahwa pihaknya akan terus memantau kondisi harga pasar dan terus melakukan koordinasi dengan pemerintah untuk menetapkan kebijakan-kebijakan yang sesuai. 

Dalam kesempatan tersebut, Nicke juga menyampaikan perhitungan keekonomian BBM dan elpiji tersebut sudah selesai dengan formulasi yang tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM. menurut Nicke, formula perhitungan ini digunakan oleh perusahaan-perusahaan kompetitor dalam menetapkan harga BBM maupun elpiji.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait