URtech

Bos Twitter Ditantang Elon Musk Debat soal Persentase Akun Palsu

Fitri Nursaniyah, Minggu, 7 Agustus 2022 12.52 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Bos Twitter Ditantang Elon Musk Debat soal Persentase Akun Palsu
Image: CEO Tesla, Elon Musk. (Instagram @elonmusk)

Jakarta - Bos Twitter, Parag Agrawal, ditantang Elon Musk untuk berdebat secara terbuka soal persentase akun bot atau pengguna palsu di platform media sosial miliknya.

Tantangan ini diberikan Elon Musk usai dia dituntut Twitter karena batal membeli saham perusahaan itu senilai 44 miliar dollar AS atau sekitar Rp 657 triliun.

Lewat twit di akun @elonmusk, bos Tesla itu menantang bos Twitter untuk membuktikan bahwa Twitter punya banyak pengguna palsu atau bot.

"Dengan ini saya menantang @paraga untuk debat terbuka tentang persentase bot Twitter. Biarkan dia membuktikan kepada publik bahwa Twitter memiliki kurang dari 5 persen pengguna harian palsu atau spam!" tulis Musk dikutip Urbanasia, Minggu (7/8/2022).

Sebelumnya dilaporkan Reuters, Musk mengatakan jika Twitter bisa memberikan metode pengambilan sampel 100 akun dan membuktikan bahwa akun itu asli, maka kesepakatannya membeli Twitter harus dilanjutkan.

Musk memutuskan batal membeli Twitter karena merasa ditipu. Musk dalam dokumen gugatannya menuding Twitter terlibat dalam skema untuk "menyesatkan investor" dengan memberikan data palsu dalam pengajuan keuangan ke Securities and Exchange Commission (SEC) atau OJK-nya AS.

Orang terkaya di dunia itu turut menuduh Twitter memiliki setidaknya dua kali lipat jumlah bot dan lebih sedikit "pengguna aktif harian yang dapat dimonetisasi" daripada yang diklaim perusahaan media sosial tersebut.

Tim Musk menyebut persentase akun bot yang lebih besar dari klaim Twitter tersebut didapatkan menggunakan tool bernama Botometer. Ini adalah algoritma machine learning yang dirancang oleh University of Indiana untuk mengecek aktivitas akun Twitter dan memberikan skor berdasarkan seberapa besar kemungkinan mereka merupakan bot.

Pengacara Musk menambahkan Twitter sengaja menyembunyikan masalah bot-nya agar Musk setuju untuk membeli perusahaan media sosial tersebut dengan harga yang lebih mahal.

"Twitter salah menghitung jumlah akun palsu dan spam di platform-nya, sebagai bagian dari skema untuk menyesatkan investor tentang prospek perusahaan," kata tim Musk.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait