URnews

Buntut Dilarang Masuk, UAS: Tak Perlu Belanja ke Singapura

Nivita Saldyni, Rabu, 18 Mei 2022 15.29 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Buntut Dilarang Masuk, UAS: Tak Perlu Belanja ke Singapura
Image: Ustad Abdul Somad. (YouTube Ustadz Abdul Somad Official)

Jakarta - Usai membagikan kabar yang menghebohkan publik dan mengaku dideportasi oleh pihak Imigrasi Singapura, kini Ustad Abdul Somad (UAS) mengajak masyarakat tak belanjakan uangnya ke Singapura. Sebagai gantinya, UAS mengajak masyarakat berwakaf untuk membantu pembangunan pesantren.

Lewat akun Instagram @ustadzabdulsomad_official menegaskan, tujuannya pergi ke Singapura pada Senin (16/5/2022) untuk berlibur. Ia mengaku berencana untuk mengunjungi beberapa objek wisata, berbelanja, kulineran, dan bermalam bersama keluarganya. Tapi ternyata kedatangannya ditolak sehingga ia beserta rombongan terpaksa harus kembali ke tanah air pada hari yang sama.

"Hari ini kita barangkali tidak perlu gunakan uang kita untuk belanja ke Singapura," kata UAS dalam keterangan postingannya, dikutip Urbanasia pada Rabu (18/5/2022).

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by UAS عبد الصمد (@ustadzabdulsomad_official)

"Dananya bisa dialihkan untuk berwakaf bersama untuk selesaikan pembangunan Pesantren Nurul Azhar & Preschool dan Kindergarten Nurul Azhar Yayasan Tabung Wakaf Umat," sambungnya.

Sebagai informasi, Yayasan Tabung Wakaf Umat merupakan yayasan yang diinisiasi oleh UAS dan beberapa sahabatnya sejak 2020. Yayasan ini berada di Kota Pekanbaru. Yayasan ini juga sudah dilegalkan sebagai badan hukum dengan SK Kemenkumham AHU-0009901.AH.01.04 tahun 2020 dan mendapat izin operasional dari BWI Provinsi Riau tentang Pendirian Nazhir Organisasi No. 30/BWI/Riau/VII/2020.

Sebelumnya, UAS membagikan kabar mengejutkan lewat Instagram dan mengaku dirinya dan keluarga dideportasi dari Singapura saat hendak berlibur bersama pada Senin (16/5/2022). Namun ia mengaku tak tahu alasan mengapa dirinya mendapat perlakuan itu dari Imigrasi Singapura.

Sementara itu, Kedutaan Besar RI di Singapura mengaku telah berkomunikasi dengan pihak Singapura untuk menelusuri perkara ini. Mereka pun mengaku sudah mengirimkan nota diplomatik kepada Kementerian Luar Negeri Singapura untuk menanyakan kejadian yang dialami pendakwah kondang tersebut.

"KBRI masih menunggu keterangan lebih lanjut dari Kementerian Luar Negeri Singapura atas Nota Diplomatik tersebut," ungkap KBRI Singapura dalam keterangan resminya, Selasa (17/5).

Mereka pun mengaku sudah melakukan komunikasi dengan Immigration and Checkpoints Authority (ICA). Hasilnya, ICA Singapura menyebut penolakan (refusal of entry) didasarkan alasan yang bersangkutan tidak 'eligible' untuk mendapatkan izin masuk berdasarkan kebijakan imigrasi.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait