URnews

Buntut Pidato Macron, Sejumlah Negara di Timur Tengah Boikot Produk Prancis

Nivita Saldyni, Kamis, 29 Oktober 2020 08.51 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Buntut Pidato Macron, Sejumlah Negara di Timur Tengah Boikot Produk Prancis
Image: Boikot produk Prancis di salah satu toko di Arab Saudi. (AP Photo via Deutsche Welle)

Paris - Tagar #BoycottFrenchProducts telah ramai diperbincangkan di media sosial sejak beberapa terakhir. Tagar ini muncul seiring dengan aksi protes yang dilakukan umat Muslim di seluruh dunia terhadap pidato Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang telah memicu kemarahan mereka.

Dilansir dari Bloomberg, keretakan antara Prancis dengan negara-negara Islam di Timur Tengah semakin menjadi setelah Macron awal bulan Oktober lalu yang menggambarkan Islam sebagai agama yang 'krisis, termasuk di negara-negara yang menganutnya sebagai agama mayoritas'. 

Hal ini pun mendapat kecaman dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Ia bahkan menyebut Macron mengalami gangguan mental dalam pidatonya akhir pekan lalu.

"Macron membutuhkan perawatan mental. Apa masalah Macron dengan Muslim dan Islam?" kata Erdogan, dikutip dari New York Times, Kamis (29/10/2020).

Selain sikap pemerintah Prancis yang telah memicu meningkatnya tindakan Islamofobia, kasus Samuel Paty (47), seorang guru di Prancis yang dipenggal di dekat sekolah tempat dia bekerja juga makin mempertegang suasana.

Masih dari sumber yang sama, Samuel Paty dipenggal oleh seorang pemuda berusia 18 tahun usai menunjukkan gambar kartun Nabi Muhammad yang diterbitkan oleh Charlie Hebdo kepada siswanya selama kelas kewarganegaraan.

Untuk Urbanreaders ketahui, kartun tersebut pertama kali diterbitkan oleh surat kabar Denmark pada tahun 2005. Kartun itu pun berhasil memicu protes di negara-negara Muslim di seluruh dunia dan boikot barang-barang Denmark saat itu.

Alhasil, Erdogan telah menyerukan agar masyarakat Turki memboikot produk Prancis sejak Senin (26/10/2020) lalu.

"Seperti mereka yang mengatakan 'jangan membeli barang bermerek Turki' di Prancis, saya juga menyerukan kepada seluruh warga di sini agar tidak pernah membantu merek-merek Prancis ataupun membelinya," kata Erdogan dalam pidatonya.

Sementara itu di Kuwait, pernyataan Macron dan penerbitan kartun yang menghina Nabi Muhammad juga telah dikecam oleh Menteri Luar Negeri Kuwait Sheikh Ahmed Al Nasser Al Sabah, Ketua Parlemen Marzouq Ali Thunayan Al-Ghanim dan sayap politik Organisasi Persaudaraan Muslim (Ikhwan), Partai Gerakan Konstitusional Islam (HADES) dan beberapa deputinya.

Bahkan Union of Consumer Cooperative Society, yang memiliki lebih dari 70 jaringan ritel di Kuwait telah mengumumkan semua produk Prancis telah dikeluarkan dari rak mereka sejak 23 Oktober 2020 lalu.

Boikot juga terjadi di Arab Saudi, salah satunya di jaringan supermarket Carrefour. Kampanye untuk menjauhi toko itu pun sedang tren di media sosial akhir-akhir ini. Selain supermarket, berbagai foto yang tersebar di media sosial juga menunjukkan beberapa toko yang sedang sibuk mengeluarkan produk asal Prancis dari rak mereka.

Selain Turki, Kuwait dan Arab Saudi, boikot produk-produk Prancis ternyata juga terjadi di beberapa toko di negara lain. Salah satunya terjadi di Yordania dan Qatar, guys.
 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait