URstyle

Cara dan Prosedur Diagnosis Penyakit Cacar Monyet

Griska Laras, Jumat, 5 Agustus 2022 18.56 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Cara dan Prosedur Diagnosis Penyakit Cacar Monyet
Image: Ilustrasi - penyakit cacar kulit atau monkeypox. (Freepik)

Jakarta – Cacar monyet atau monkeypox sedang menjadi perhatian nasional setelah ditemukan suspek di Jawa Tengah. Kementerian Kesehatan menyebut pasien adalah laki-laki berusia 55 tahun. 

Pasien suspek tersebut kini sedang diisolasi mandiri dan menjalani serangkaian uji sampel virus monkeypox. Lantas bagaimana cara dan tahapan diagnosis cacar monyet? 

KSM Dermatologi dan Venereologi RSCM Dokter Hanny Nilasari menjelaskan proses diagnosis suspek cacar monyet terdiri dari beberapa prosedur. 

Pertama, diagnosis klinis harus mempertimbangkan penyakit ruam lain seperti herpes, cacar air, atau infeksi kulit akibat bakteri, sifilis, atau alergi. Adapun tahap prodromal untuk membedakan cacar monyet dengan penyakit lain bisa dilihat dari adanya limfadenopati atau pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, dan selangkangan. Setelah itu baru dilakukan beberapa uji sampel untuk mendeteksi virus monkeypox. 

Hanny menyebut uji sampel dilakukan dalam dua tahapan, yakni PCR swab orofaring dan uji sampel cairan lesi. PCR swab orofaring adalah prosedur pertama yang dilakukan. Pemeriksaan dilakukan dengan mengambil sampel dari tenggorokan. Kemudian prosedur diagnosis dilanjutkan dengan mengecek cairan lesi kulit agar analisis lebih akurat.

1658732802-cacar-monyet-marinademidiuk.jpgSumber: Perbedaan cacar air dan cacar monyet/Freepik Marinademidiuk.

“Jadi prosedur cacar monyet ada dua tahapan, dari swab orofaring dan uji sampel lesi kulit,” kata Hanny dalam forum diskusi bersama Satgas Monkeypox, Jumat (15/8/2022). 

Hanny menyebut meski hasil negatif pada uji sampel orofaring, pasien suspek belum bisa disebut negatif dan tetap harus menjalani uji sampel cairan lesi untuk memastikan statusnya. Hal ini karena uji sampel cairan lesi lebih akurat dibandingkan PCR swab orofaring. 

“Kalau dibandingkan orofaring dengan uji cairan lesi di kulit, tentunya yang paling tinggi sensitivitasnya adalah swab lesi di kulit. Kalau hasil pemeriksaan uji cairan lesi terkonfirmasi positif, maka pasien terkonfirmasi cacar monyet,” ujar Hanny. 

“Akurasi pemeriksaan tergantung dari cara pengambilan. Makin baru lesinya, jumlah virus yang terdeteksi makin banyak dan sensitivity rate untuk pemeriksaannya jadi lebih tinggi,” lanjutnya. 

Sementara untuk hasil tesnya, baru bisa diketahui dalam waktu tujuh hari. 

“Hasilnya keluar sekitar semingguan. Di situ nanti dokter akan menentukan apakah ini kasusnya terkonfirmasi atau suspek. Kalau misalnya suspek saja atau tanpa diikuti tes PCR positif tentunya kami tidak masukkan dalam confirm”. 

Sebelumnya pasien suspek di Jawa Tengah telah menjalani tes PCR Swab Orofaring dan hasilnya negatif. Dia juga sudah melakukan uji sampel cairan lesi dan sedang menunggu hasilnya. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait