URnews

Cara Dua Coffee Bertahan saat Pandemi: Terus Inovasi hingga Jualan Online

Nivita Saldyni, Rabu, 14 April 2021 20.13 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Cara Dua Coffee Bertahan saat Pandemi: Terus Inovasi hingga Jualan Online
Image: Dua Coffee. Sumber: Instagram @duacoffee

Jakarta – Sudah bukan rahasia lagi kalau pandemi COVID-19 telah membuat usaha di berbagai sektor terdampak, termasuk bisnis kopi. Dampak pandemi pada bisnis kopi ini ternyata juga dirasakan oleh Rinaldi Nurpratama, Co-Founder Dua Coffee.

Dalam URwealth ‘Survive Kelola Bisnis Kopi di Tengah Pandemi’ bersama Urbanasia, Rabu (14/4/2021), pria yang akrab disapa Aldi ini mengaku bahwa Dua Coffee juga merasakan dampak pandemi. Apalagi saat Indonesia mulai menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah daerah, termasuk DKI Jakarta dan Bandung Raya, tempat Dua Coffee membuka usahanya.

Ketika ditanya soal bisnis kopi jadi salah satu usaha di Indonesia yang cukup mampu bertahan di tengah pandemi, Aldi pun membenarkannya. Namun tak bisa dipungkiri bahwa ada juga yang harus gulung tikar.

“Nah kenapa sih beberapa coffee shop bisa survive? Salah satunya adalah karena kopi itu kan sebuah kebutuhan sehari-hari yang selama kurang lebih mungkin 3 - 4 tahun belakangan ini mulai naik sehingga ini sudah jadi basic needs. Cuma bagiamana cara mengkonsumsi kopi yang cukup berubah,” kata Aldi kepada Urbanasia, Rabu (14/4/2021).

Aldi pun mengatakan bahwa saat ini kebanyakan coffee shop, khususnya di Jakarta saat ini sudah punya mesin roasting masing-masing. Sehingga, menurut Aldi, roasted beans lah yang mungkin menjadi salah satu ‘tulang punggung’ pelaku bisnis kopi untuk bisa survive di masa-masa pandemi COVID-19.

Bagaimana dengan Dua Coffee?

Aldi mengaku sebenarnya Dua Coffee di awal pandemi belum terlalu terdampak. Namun dampak pandemi itu sendiri baru dirasakan saat PSBB mulai diterapkan.

“Disaat PSBB diberlakukan itu memang drop. Drop sales-nya itu cukup memukul keras sampai 70-80 persen sales karena pada saat itu kita tidak ada yang boleh buka dine-in, kantor semua diliburkan, sehingga memang cukup signifikan penurunannya,” kata Aldi.

Namun hal itu tak membuat Dua Coffee lantas menyerah. Untuk mengatasinya, tim Dua Coffe pun berinovasi dengan meluncurkan produk kopi dalam kemasan botol.

“Kami waktu itu mungkin salah satu yang awal-awal untuk mengeluarkan produk botol literan. Jadi waktu pertama itu memang tetangga Cipete, Tuku. Kami juga dapat masukan dari mereka ‘Ayo kita keluarin botolan aja’,” imbuhnya.

Dari sana kemudian tim Dua Coffee melakukan research and development. Nah karena saat itu PSBB pertama berdekatan dengan bulan Ramadan, maka Dua Coffee pun mencari ide minuman yang menarik untuk berbuka puasa.

“Jadi saat itu teman-teman di Dua Coffee memutar otak cukup keras untuk kira-kira apa ya minuman yang bisa membuat orang bergairah untuk minum saat buka puasa. Karena sesuai data yang kami punya, setiap bulan puasa itu penjualan kopi turun. Sehingga kami harus memiliki suatu minuman pengganti. Jadi teman-teman di dua membawa minuman-minuman kesukaan mereka di rumah. Lalu kami melakukan R&D dan kami voting terus Alhamdulillah tahun kemarin keluarlah namanya Petik Mangga,” jelasnya.

Berkat Petik Mangga itulah, penjualan Dua Coffee mulai membaik. Bahkan melonjak hingga sekitar 85 persen loh, guys.

“Jadi justru Ramadan tahun lalu itu sales kita naik kurang lebih 85 persen daripada tahun-tahun sebelumnya. Justru sales terbesar kami adalah di tahun lalu di bulan puasa. Sales keseluruhan selama kami berdiri, tahun lalu itu mungkin yang tertinggi,” kata Aldi yang mendirikan Dua Coffee di tahun 2016 itu.

Merambah ke Online

Aldi mengaku pandemi membuat para pelaku usaha makanan dan minuman, khususnya bisnis kopi harus terus putar otak. Apalagi seperti yang kita tahu dalam penanganan COVID-19 pemerintah selalu memperbarui peraturan. Hal ini diakui Aldi cukup membuat mereka kesulitan untuk membaca pasar.

“Di saat kami mulai nanjak naik, tiba-tiba peraturan baru diberlakukan akhirnya turun lagi. Jadi kami harus terus berinovasi. Jadi tahun lalu itu mungkin tahun inovasi teman-teman di coffee shop dan mungkin F&B pada umumnya,” kata Aldi.

Bahkan Dua Coffee yang tak terlalu memperhatikan penjualan secara online pun kini mau tak mau harus memberikan perhatian ekstra ke sana untuk bertahan.

“Jadi kami sebelum tahun lalu kami tidak terlalu memperhatikan penjualan kita di online. Tapi dengan adanya pandemi tahun lalu, kami tidak boleh mengandalkan dine in sehingga kita harus melirik ‘gimana ya caranya untuk dapat pemasukan’. Akhirnya kami menggenjot sisi online kami. Kami buka di beberapa market place. Internal kami juga nganterin ke rumah yang radiusnya 5 km. Jadi cukup banyak perubahan di tahun lalu,” jelasnya.

Kendati demikian, Aldi mengaku hal ini memberikan pelajaran bagi Dua Coffee dan juga bisnis kopi lainnya. Ia mengaku ada efek baik yang dberikan dari perubahan-perubahan di tahun lalu.

“Efek baiknya kami bahkan sekarang sudah punya satu badan khusus yang mengawasi penjualan online kami. Jadi punya tim digital baru dengan adanya pandemi kemarin yang awalnya tidak ada sama sekali,” pungkasnya.

 
 

--

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait