URtech

Catat! 3 Hal Ini Harus Diperhatikan Sebelum Melakukan Live Selling

Urbanasia, Senin, 30 Januari 2023 14.16 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Catat! 3 Hal Ini Harus Diperhatikan Sebelum Melakukan Live Selling
Image: Ilustrasi - Seorang penjual sedang melakukan live selling. (Freepik)

Jakarta - Live selling atau menjual produk melalui siaran langsung platform media sosial menjadi tren dalam beberapa waktu terakhir. Penjualan dengan live selling diklaim lebih efektif baik bagi penjual maupun calon pembeli. 

Bagaimana tidak, penjual tidak perlu menyiapkan bangunan atau ruko untuk menjajakan produknya. Sudut-sudut rumah sangat bisa dimanfaatkan untuk live selling session. 

Sementara bagi calon pembeli, live selling ini juga mengirit waktu dan biaya. Pembeli bisa melihat langsung barangnya secara live, bahkan bisa request untuk mengetahui ukurang produk kepada pembeli. 

Tren live selling ini turut dikonfirmasi oleh data Suara UKM Negeri Vol. 2 oleh Ninja Xpress. Data ini merupakan hasil penelitian yang dikumpulkan pada November 2022 silam dengan melibatkan 300 lebih shipper di seluruh Indonesia.

Hasilnya, satu dari tiga shipper telah melakukan live selling dalam menjajakan produk. Mereka yang live selling juga berasal dari produk beragam, mulai dari fashion, kecantikan, perawatan tubuh, makanan dan minuman, hingga perlengkapan rumah tangga. 

Ada 3 alasan para shipper memilih live selling, yaitu pertama membawa pelanggan baru, menjadi cara yang baik untuk menjalin hubungan dengan pelanggan, dan ketiga menciptakan buzz serta kesadaran bisnis online serta meningkatkan minat beli. 

Meski demikian, ada beberapa tantangan bagi para seller saat melakukan live selling. Artinya, praktik ini tidak bisa hanya dengan melakukan siaran langsung saja. Ada hal-hal yang perlu diperhatikan. 

Pertama, mengelola keinginan pembeli. 

Dalam hal ini, penting bagi shipper untuk menjaga mood pembeli agar tetap terhibur dan terlibat selama sesi live selling. Diperlukan host konten, dan promo yang sesuai untuk tetap menarik perhatian pembeli. 

Selain itu, shipper perlu menyisihkan waktu hingga 2 jam per sesi live selling. Hal ini untuk menjaga popularitas mereka di mata penonton. Terlebih ada seller yang bisa melakukan live selling di lebih dari 1 platform. 

Kedua, memilih platform yang tepat. 

Di Indonesia ada tiga platform yang populer untuk melakukan live selling, yaitu TikTok (27,5 persen), Shopee (26,5 persen), dan Lazada (20,1 persen).

Nah tiga platform itu bisa menjadi fokus bagi kalian untuk live selling. Selain itu, penting juga mengetahui rules yang berlaku di masing-masing platform agar tidak melanggar community guideline mereka. 

Ketiga, menyiapkan live selling. 

Memang live selling bisa dilakukan dari rumah, tapi effort yang dikeluarkan juga hampir sama dengan para seller konvensional yang menawarkan produk di pusat perbelanjaan.

Oleh karena itu, kalian yang ingin melakukan live selling harus melakukan persiapan yang maksimal, seperti list produk apa saja lengkap dengan ukuran dan warna. Hal ini penting agar bisa segera memberikan jawaban saat ada calon pembeli yang bertanya di kolom komentar.

Penting juga memperhatikan peralatan yang digunakan, seperti kamera profesional atau gadget yang memiliki spesifikasi memadai. Nggak lucu kan ponsel tiba-tiba mati saat live selling karena kepanasan?

“Live selling menjadi teknik penjualan yang dapat mempercepat proses pembelian. Live selling juga memberikan shipper kemampuan untuk membangun hubungan dalam skala besar dengan pelanggan baru maupun yang sudah ada,” kata CMO Ninja Xpress, Andi Djoewarsa. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait