URstyle

Cegah COVID-19, Ini Pentingnya Tutup Toilet Sebelum Disiram

Anisa Kurniasih, Rabu, 17 Juni 2020 12.59 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Cegah COVID-19, Ini Pentingnya Tutup Toilet Sebelum Disiram
Image: Ilustrasi toilet. (Pexels)

Jakarta - Menurut sebuah studi, menutup toilet setelah buang air besar dan sebelum menyiram atau flush dapat membantu menghentikan penyebaran COVID-19 loh. 

Melansir Dailymail, Coronavirus ternyata kuat dan dapat bertahan dalam perjalanan melalui sistem pencernaan manusia. Bahkan guys, seringkali masih ada dalam tinja beberapa minggu setelah gejala berhenti. 

Nah, dalam studi tersebut dijelaskan, sejumlah partikel dari kotoran yang berputar dalam kloset rupanya bisa menular hingga 3 kaki (satu meter) karena turbulensi yang diciptakan oleh aliran air yang cepat.

Beberapa partikel bisa terperangkap oleh saluran kloset namun di toilet yang tidak tertutup, 60 persen tetesan bisa bertebaran.

Para peneliti mengatakan, virus itu kemudian dapat secara langsung menginfeksi orang lain atau menetap di permukaan yang berdekatan, seperti meja dapur atau gagang pintu guys.

Untuk mengatasi ini, para ilmuwan mendesak orang-orang menggunakan toilet bersama atau umum untuk menutup tutupnya setelah selesai buang air.

1585748215-Toilet.jpg

Pasalnya, penelitian sebelumnya telah menemukan SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, dapat ditularkan melalui partikel feses.

Sebuah penelitian yang diterbitkan bulan lalu di Lancet mengidentifikasi partikel virus di dalam kotoran pasien COVID-19 hampir 5 minggu setelah pasien dinyatakan negatif.

"Partikel-partikel ini masih dapat hidup dan dapat menyebabkan penularan coronavirus melalui feses-oral," para peneliti memperingatkan.

Meskin demikian, masih banyak masyarakat umum kurang mengetahui potensi penularan ini daripada metode infeksi lainnya.

Mereka berfokus pada transmisi melalui udara, transmisi tidak langsung melalui permukaan dan transmisi langsung dari manusia ke manusia melalui tetesan besar yang dihasilkan saat batuk atau bersin.

Banyak orang sekarang memakai masker dan menggunakan pembersih tangan atau tisu anti-virus untuk mengurangi risiko penularan, tetapi sedikit yang menyadari risiko yang ditimbulkan oleh feses.

Untuk memahami lebih lanjut tentang risiko infeksi pada orang lain yang pergi ke toilet, para peneliti dari Universitas Yangzhou menjalankan serangkaian simulasi komputer nih guys.

Mereka melihat dua jenis mekanisme pembilasan toilet, satu dengan satu saluran air dan satu dengan dua saluran untuk membuat aliran yang berputar.

Simulasi menunjukkan bahwa air yang mengalir di sisi keramik mengenai sisi yang berlawanan dari kloset dan ini menciptakan vortisitas, mirip dengan tornado atau pusaran air.

Ketika air terus mengalir untuk membuang limbah yang disimpan, vortisitas naik ke udara.

Kemudian, tetesan yang terinfeksi, yang bisa membawa virus apa pun, termasuk influenza atau virus korona yang menyebabkan pandemi saat ini, dibawa oleh udara tersebut.

Turbulensi dapat terlihat kemudian naik hingga 3 kaki (satu meter) ke udara dan begitu mereka keluar dari kloset, arus udara dapat membawa mereka melintasi bilik atau kamar mandi.

Hal itu karena tetesan yang sangat kecil dalam ukuran dan massa sehingga mereka tetap mengudara selama lebih dari 60 detik.

"Seseorang dapat memperkirakan bahwa kecepatannya akan lebih tinggi ketika toilet sering digunakan, seperti dalam kasus toilet keluarga selama waktu sibuk atau toilet umum yang melayani daerah padat penduduk," kata rekan penulis Ji-Xiang Wang , dari Universitas Yangzhou seperti dikutip Dailymail.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait