URguide

Celebrity Worship Syndrome: Ketika Kekaguman Berubah Jadi Obsesi

Riliv, Rabu, 27 Januari 2021 12.07 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Celebrity Worship Syndrome: Ketika Kekaguman Berubah Jadi Obsesi
Image: Celebrity worship syndrome. Sumber: Pexels/Wendy Wei.

Dear, pernahkah kamu mendengar 'celebrity worship syndrome?'

Kita tentu tidak asing dengan kejadian dimana sebuah fans club beramai-ramai menyerang orang-orang yang tidak menyukai atau bahkan sampai menjelek-jelekkan idola mereka, karena hal itu tak jarang terjadi.

Selain agresif dengan orang lain yang dianggap sebagai 'rival' sang idola, perilaku agresif penggemar juga dilakukan kepada idolanya sendiri.

Pada tahun 2017, pasangan suami istri seorang aktris dari Korea Selatan diganggu penggemar mereka saat sedang berlibur. Saat keluar dari Bandara, para fans langsung menyerbu dan langsung meremas mukanya.

Insiden serupa juga terjadi saat salah satu boygroup Korea Selatan tiba di bandara. Para fans langsung mengerubuti, bahkan beberapa dari mereka ada yang berusaha menyentuh, mencubit pipi, dan meremas fisik yang tentunya sangat mengganggu sekali.

Fenomena celebrity worship syndrome ini tak hanya muncul pada penggemar K-pop saja, tapi juga menjangkiti para fans dari pesohor lainnya.

Lalu, mengapa para fans seringkali melakukan aksi yang bisa dibilang di luar nalar? Salah satu alasannya adalah gangguan celebrity worship syndrome atau sindrom pemujaan selebritas.

Apa itu celebrity worship syndrome?

1611723041-pexels-harrison-haines-3696399.jpgSumber: Celebrity worship syndrome. Sumber: Pexels/Harrison Haines.

Sindrom ini pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Lynn McCutcheon dan rekan penelitiannya di awal dekade 2000-an. Kondisi ini adalah kecanduan atau gangguan obsesif di mana seseorang menjadi terobsesi atau terlalu terlibat dengan kehidupan pribadi sang idola.

Penelitian lanjutan yang dilakukan oleh Maltby dan rekannya mengidentifikasi adanya tiga tahapan dari sindrom ini—dari yang paling ringan sampai yang berat:

Entertainment-social, ini merupakan tingkat kekaguman yang paling ringan. Pada tahap ini, fans tertarik pada idola sebatas untuk dijadikan hiburan. Contohnya, membahas kekaguman kita dengan sang idola bersama teman atau mengoleksi posternya di kamar.

Intense-personal, berada pada level menengah atau intermediate. Pada tahap ini, fans memiliki perasaan yang intensif dan kompulsif pada sang idola. Contohnya, menganggap sang idola adalah miliknya atau soulmate mereka, hingga melakukan operasi plastik supaya benar-benar mirip dengan sang idola.

Borderline pathological, tahap yang paling ekstrem. Pada tahap ini, fans menampilkan perilaku dan fantasi yang tak terkendali. Contohnya, fans merasa dicintai oleh sang idola padahal kenyataannya tidak.

Penelitian tim Maltby juga tampaknya menunjukkan bahwa individu yang paling terobsesi dengan selebriti seringkali menderita disosiasi dan kecenderungan fantasi tingkat tinggi.

Selain itu, Maltby dan rekannya juga menemukan bahwa ada korelasi antara aspek patologis celebrity worship syndrome dan kesehatan mental yang buruk, seperti, kecemasan tinggi, depresi dan tingkat stres yang tinggi, lho!

Apa saja ciri-cirinya?

1. Mencari tahu kehidupan pribadi sang idola

Mencari tahu informasi umum, seperti makanan favorit hingga zodiaknya wajar sekali dilakukan seorang fans. Tapi, kalau kamu mulai menggali kehidupan pribadi dan tidak pernah merasa cukup—sampai bisa bikin frustasi sendiri, coba deh pikirkan kembali, apa sih manfaatnya?

2. Ingin tahu setiap kegiatan idola

Memantau setiap kegiatan artis yang disukai dari media sosial memang wajar. Tapi, jika rasa ingin tahu itu justru berubah menjadi gangguan kecemasan ketika dia tidak update status atau unggahan kegiatan di media sosial, ini bisa jadi ciri lain dari mengalami celebrity worship syndrome, Dear!

3. Berusaha untuk selalu dekat dengan idola

1611723033-pexels-cottonbro-4865539.jpgSumber: Celebrity worship syndrome. Sumber: Pexels/Cottonbro.

Kamu menunjukan obsesi dengan tindakan yang agresif. Misalnya, kamu mencoba ingin dekat dengan idola dengan menyentuhnya bagian fisiknya (tanpa adanya consent) saat bertemu, atau rela melakukan hal yang sebenarnya merugikan diri sendiri, seperti bolos sekolah demi nonton idola.

Ada baiknya supaya kamu tidak melakukan self-diagnosed ya, Dear. Kalau kamu merasa perilaku mengidolakan seseorang sudah tidak wajar, kamu bisa melakukan konsultasi dengan profesional.

Tak perlu khawatir jika kamu nggak punya banyak waktu untuk mengunjungi profesional. Dengan aplikasi Riliv, kamu bisa melakukan konsultasi online dengan para profesional yang sudah berlisensi dengan mudah, kapanpun dan dimanapun!

 

Artikel ini ditulis oleh Tizani Azalia dari Riliv, aplikasi kesehatan mental yang terdiri dari meditasi online dan konseling psikologi online, dan telah membantu lebih dari 150.000 pengguna agar lebih sehat mental.

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait