URguide

Cerita Perjuangan Tarjono Slamet, Difabel yang Memotivasi Sesama

Shelly Lisdya, Selasa, 1 November 2022 15.49 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Cerita Perjuangan Tarjono Slamet, Difabel yang Memotivasi Sesama
Image: Tarjono Slamet. (Facebook Tarjono Slamet)

Jakarta - Memiliki keterbatasan fisik bukan halangan untuk menggapai kesuksesan. Begitu pula yang dilakukan oleh pebisnis bernama Tarjono Slamet.

Mulanya pada 1990, Tarjono menghadapi kenyataan kaki kirinya harus diamputasi dan 10 jari tangannya tidak dapat digerakan karena mengalami kerusakan syaraf. Hal ini dikarenakan kecelakaan kerja saat ia masih menjadi pegawai Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Tarjono yang kala itu terpuruk kemudian berhasil bangkit untuk kembali menata hidupnya, ia pun mencari cara untuk bisa merangkul teman-teman yang menderita disabilitas agar ikut bangkit dan mandiri. 

Siapa sangka jika Tarjono berhasil mendapatkan dukungan penuh dari Pusat Rehabilitasi Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum (Yakkum) di Yogyakarta untuk belajar membuat kerajinan tangan membuat mainan dari kayu. 

Tarjono Slamet membuat kerajinan berbahan kayu seperti alat peraga edukatif (APE), mobil-mobilan, kereta, dan puzzle. Ia juga memproduksi kerajinan lain seperti tas, dompet, frame, kotak tisu, kotak perhiasan, bahkan peralatan olahraga berupa stik baseball.

Tarjono kemudian berkeliling ke banyak negara, seperti Australia, Selandia Baru, Belanda untuk belajar membuat kerajinan kayu.

Sayangnya di awal usahanya, saat ia memiliki 50 karyawan, datang bencana gempa bumi yang melanda Yogyakarta pada 2006 yang membuat usahanya gulung tikar. Hingga kemudian seluruh peralatan dan berbagai barang produksinya juga hancur. 

Tak berhenti di situ, Tarjono tidak menyerah. Ia kemudian membangun kembali Mandiri Craft dari awal dengan bantuan berupa mesin, bangunan gedung, serta peralatan lain dari Palang Merah Indonesia, Jepang, Malaysia, dan Belanda.

Ia kemudian mengajak korban gempa yang juga menjadi penyandang disabilitas untuk bergabung di Mandiri Craft.

Hingga kini produksi Mandiri Craft sudah merambah pasar mancanegara dan rutin mengekspor ke Jepang, belanda, Australia, dan Jerman setiap tiga bulan sekali.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait