China Umumkan Jumlah Kasus Baru COVID-19 di Wuhan Sejak Lockdown Dicabut
Jakarta - Pemerintah China melaporkan kelompok pertama infeksi virus corona (COVID-19) di kota Wuhan sejak dicabutnya masa lockdown sebulan lalu.
Lima kasus baru yang dikonfirmasi terinfeksi virus COVID-19 semuanya datang dari kompleks perumahan yang sama.
Kasus baru tersebut datang setelah pemerintah mencoba meringankan pembatasan di seluruh China dengan memberikan kebijakan para pengusaha bisnis membuka kembali kantornya dan orang-orang dapat kembali bekerja.
"Kita harus tegas memprediksi adanya risiko rebound (terulang penyebaran COVID-19)," kata otoritas kesehatan di Wuhan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin, yang dikutip dari US News, Selasa (12/5).
Meski begitu, kasus-kasus baru yang dikonfirmasi sejak April 2020 lebih rendah dibandingkan dengan jumlah kasus pada Februari 2020, yang melaporkan ribuan kasus setiap harinya.
Rendahnya kasus baru ini terbantu dengan adanya rezim penyaringan, pengujian, dan karantina nasional yang diterapkan pemerintah.
Menurut laporan, ratusan kasus COVID-19 tanpa gejala di Wuhan yang dirilis pada 8 April 2020 kemarin saat ini sedang dimonitor.
Rata-rata, kota telah melakukan sekitar 47.000 tes asam nukleat setiap hari sejak lockdown dicabut, berdasarkan perhitungan Reuters yang diambil dari laporan kesehatan di Wuhan.
Mengutip sebuah dokumen internal yang dilaporkan Reuters, kota Wuhan berencana untuk melakukan pengujian asam nukleat selama 10 hari dengan setiap distrik diminta untuk menyerahkan rencana pengujian terperinci.
Selain itu, pemerintah China dilaporkan akan membuka bioskop, museum, dan tempat-tempat lainnya secara bertahap dengan tetap memberikan batasan jumlah pengunjung.
Hingga berita ini ditulis, Selasa (12/5), kasus positif COVID-19 di China dikutip dari Worldometers telah mencapai angka 82,919 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 4,633.