URnews

Cina Setuju Dua Vaksin COVID-19 Diuji Coba ke Manusia

Kintan Lestari, Kamis, 16 April 2020 16.40 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Cina Setuju Dua Vaksin COVID-19 Diuji Coba ke Manusia
Image: Pixabay

Beijing - Cina saat ini tengah menghadapi gelombang kedua COVID-19. Tak lama setelah perintah lockdown di Wuhan dicabut, Negeri Tirai Bambu itu kembali mengalami kenaikan jumlah kasus COVID-19. 

Komisi Kesehatan Cina melaporkan kasus virus corona di Cina meroket hingga 108 kasus baru, dengan 98 diantaranya merupakan kasus impor, pada hari Senin (13/5/2020) lalu.

Dengan banyaknya kasus impor, terutama yang berasal dari Rusia, Cina lantas bersiap menghadapi gelombang kedua COVID-19. Negara itu sudah menyetujui melakukan tes tahap awal dua vaksin virus corona pada manusia.

Melansir Aljazeera dari kantor berita negara Xinhua, vaksin uji coba tersebut dikembangkan oleh unit Sinovac Biotech yang berbasis di Beijing dan oleh Institut Produk Biologi Wuhan, sebuah afiliasi dari Grup Farmasi Nasional Cina milik negara.

Bulan Maret lalu, Beijing memberi lampu hijau untuk percobaan klinis lain untuk calon vaksin virus corona yang dikembangkan oleh Akademi Ilmu Kedokteran Militer dan bioteknologi CanSino Bio yang didukung militer. Itu dilakukan tak lama setelah pengembang obat AS Moderna mengatakan telah memulai tes manusia untuk vaksin mereka dengan Institut Kesehatan Nasional AS.

"Kami dapat mengkonfirmasikan sekarang bahwa tiga vaksin tertentu sedang diuji di Cina, dan Komisi Kesehatan Nasional mengatakan mereka harus menghapus sejumlah kondisi sebelum dapat memungkinkan produksi massal vaksin secara global," kata reporter Sarah Clarke.

1587030505-twitter-china-daily.jpg

Hingga hari ini (16/4/2020) sudah lebih dari 2 juta orang di seluruh dunia terinfeksi virus corona dan menewaskan lebih dari 135 ribu orang. Oleh sebab itu, para ilmuwan di seluruh dunia berlomba melawan waktu untuk mengembangkan vaksin virus corona.

Meski percobaan vaksin meningkatkan harapan untuk menyembuhkan penyakit karena virus corona, profesor klinis Patologi di Universitas Hong Kong, John Nicholls, menyatakan kalau vaksin tidak bisa dibuat dengan cepat. Dan percobaan ini dinilainya sangat berani.

"Biasanya dengan vaksin kamu mulai dengan hewan kecil dan kemudian pindah ke primata dan kemudian ke manusia. Tampaknya dengan yang ini mereka langsung menuju ke manusia, yang merupakan keputusan yang sangat berani," kata Nicholls.

"Sebagian besar kematian pada penyakit ini terjadi pada orang tua, jadi hal terbaik adalah melihat respon anti-body pada orang tua dan bukan pada orang muda," tambahnya.

Disinggung sedikit kalau Rusia jadi sumber kasus impor terbesar di Cina, dengan total 409 infeksi berasal dari wilayah sebelah utara.

Pada pertemuan yang diketuai oleh Perdana Menteri Li Keqiang pada hari Senin (13/4/2020) lalu, gugus tugas virus corona Cina memutuskan untuk mengerahkan lebih banyak sumber daya kesehatan di perbatasannya. Mereka mengatakan akan membangun rumah sakit dan membangun titik isolasi di daerah perbatasan, dan juga akan memperkuat kerja sama dengan negara-negara tetangga.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait