URnews

Selain Cina, 3 Negara Asia Ini Juga Hadapi Gelombang Kedua COVID-19

Kintan Lestari, Selasa, 14 April 2020 17.52 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Selain Cina, 3 Negara Asia Ini Juga Hadapi Gelombang Kedua COVID-19
Image: istimewa

Jakarta - Cina kembali mengalami kenaikan jumlah kasus COVID-19. Komisi Kesehatan Cina hari Senin (13/4/2020) kemarin melaporkan ada 108 kasus baru, yang mana jumlah tersebut tertinggi dalam lima minggu terakhir. 

Dari 108 kasus, 98 diantaranya merupakan kasus impor karena Cina baru-baru ini mencabut pembatasan travel. Banyaknya kasus impor dikahwatirkan dapat memicu gelombang kedua COVID-19.

Rupanya masalah tersebut tak hanya dihadapi oleh Negeri Tirai Bambu itu saja, beberapa negara di Asia juga dilaporkan menghadapi gelombang kedua COVID-19, diantaranya Korea Selatan, Jepang, dan Singapura.

- Jepang 

Perdana Menteri Shinzo Abe hari Selasa (7/4/2020) lalu mengumumkan status darurat nasional di beberapa prefektur, sekitar Tokyo, dan Osaka karena melonjaknya kasus COVID-19 di negara tersebut. 

Arahan tersebut muncul karena muncul lagi kasus-kasus baru orang yang terinfeksi virus corona di seluruh negeri.

"Kami menghadapi krisis gelombang kedua dalam penyebaran infeksi (coronavirus)," kata Gubernur Naomichi Suzuki kepada wartawan seperti dikutip dari National Public Radio. 

Itu kemungkinan terjadi karena Prefektur Hokkaido, yang merupakan pulau utama dan prefektur terbesar di Jepang, mencabut keadaan darurat pada 19 Maret lalu. Prefektur itu mulai membuka kembali sekolah-sekolah dan bahkan mengizinkan pertemuan publik yang diatur dengan cermat.

Tetapi karena kasus COVID-19 melonjak pesat, masyarakat diminta sekali lagi untuk diam di rumah mereka dan menutup sekolah dasar dan sekolah menengah sampai 6 Mei.

- Singapura

Singapura pada hari Rabu (8/4/2020) melaporkan 142 kasus baru COVID-19, yang mana jumlah tersebut mencatat rekor tertinggi untuk satu hari. 

Pekan lalu Singapura memiliki dua jumlah infeksi baru yang memecahkan rekor. Pertama tanggal 5 April dengan 120 kasus baru dan tanggal 7 April dengan 106 kasus, setelah berminggu-minggu berhasil mengendalikan wabah virus tersebut di negaranya.

Kasus-kasus baru tersebut dihubungkan dengan pekerja asing yang tinggal di asrama yang padat, sehingga tidak memungkinkan physical distancing. Merebaknya infeksi baru-baru ini telah mendorong pemerintah untuk menerapkan lockdown, menutup sekolah dan sebagian besar tempat kerja selama sebulan.

"Kami telah memutuskan bahwa alih-alih pengetatan secara bertahap selama beberapa minggu ke depan, kita harus membuat langkah tegas sekarang, untuk mencegah peningkatan infeksi," ujar Perdana Menteri Lee Hsien Loong dalam pidatonya seperti dikutip Business Insider.

Di Singapura, para migran yang mencakup lebih dari sepertiga tenaga kerjatinggal di 43 asrama yang terdaftar di seluruh negeri. Kelompok orang yang dites positif terkena virus berasal dari sembilan asrama.

Mereka yang belum terinfeksi dikarantina di lima asrama yang telah dinyatakan sebagai daerah isolasi dan disanitasi setiap hari. Mereka terus dipantau dan dites serta dibayar upah dan diberi makanan dan kebutuhan pokok lainnya.

- Korea Selatan

Korea Selatan hari ini (14/4/2020) melaporkan 116 orang yang sembuh dari virus corona kembali terinfeksi virus asal Wuhan itu. 

Angkanya bahkan bertambah 4 kali lipat dari laporan Senin (13/4/2020) kemarin yang berjumlah 25 kasus baru (yang merupakan kasus terendah sejak merebak bulan Februari). Petugas medis masih berusaha untuk menentukan penyebab jelas dari reaktivasi virus corona. 

Ada yang menyebut karena virus itu aktif kembali dari pasien yang terinfeksi ulang, ada juga yang menyebut kesalahan alat tes. Ada pula yang menyatakan sisa-sisa virus mungkin masih ada di tubuh pasien tetapi tidak menular atau berbahaya.

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait