URstyle

Ciri Seseorang Alami Gangguan Mental Psikosis Menurut Psikologi UNAIR

Shelly Lisdya, Jumat, 10 Desember 2021 17.38 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Ciri Seseorang Alami Gangguan Mental Psikosis Menurut Psikologi UNAIR
Image: Kesehatan mental perempuan (ilustrasi: Pixabay/Pimnana)

Surabaya - Gangguan mental masih menjadi isu kesehatan yang mendesak untuk diatasi, termasuk gangguan berat psikosis, seperti skizofrenia, bipolar, dan gangguan mental lainnya. 

Dengan demikian, masih diperlukan deteksi sejak dini apabila ada seseorang dengan tanda-tanda gangguan kesehatan mental.

Menurut dosen Fakultas Psikologi (Universitas Airlangga) UNAIR, Tri Kurniati Ambarini, semua orang memiliki risiko gangguan kesehatan mental.

“Gangguan mental itu seperti bagian dari fase hidup seseorang. Semua orang punya potensi mengalami gangguan mental. Sebab gangguan mental itu berkembang, ada beberapa stage. Mulai dari yang tidak sakit hingga sakit, seperti halnya sakit fisik,” ungkapnya dikutip dari situs resmi UNAIR, Jumat (10/12/ 2021).

Rini menjelaskan, psikosis sebagai kondisi kejiwaan yang muncul adanya gangguan berupa ketidakmampuan membedakan antara khayalan dan realita. Hal tersebut ditandai dengan kombinasi-kombinasi gejala secara khusus yang terjadi pada subjek.

“Psikosis bukan sebuah gangguan mental yang tiba-tiba muncul, dia punya mekanisme atau cara yang sama pada gangguan mental lain,” ucapnya.

Selanjutnya, Rini menyebut beberapa gejala sederhana yang kerap terjadi pada remaja dan dewasa muda psikosis, antara lain:

1. Perilaku Aneh

Perilaku aneh dalam hal ini artinya tidak dapat mengendalikan perilaku yang sesuai dengan standar dan norma masyarakat seperti kemarahan yang meledak-ledak, seorang dewasa yang bertingkah laku seperti anak-anak, kemudian yang biasanya jarang murung jadi sering murung, apatis secara emosional, hingga penarikan sosial.

2. Penurunan Higienitas Diri

Dosen ahli bidang klinis dan kesehatan mental itu mengungkapkan bahwa menurunnya kebersihan diri juga dekat dengan orang dengan gangguan mental seperti depresi maupun psikosis.

3. Hilangnya Kontak dengan Realitas

Rini menyampaikan, poin utama seseorang yang mengalami psikosis adalah garis berpikirnya. Antara lain munculnya halusinasi, pikiran yang tidak teratur, tidak bisa membedakan antara khayalan dan nyata. Dalam hal ini, pikiran dan persepsi seseorang terganggu.

Sebagai contoh, seseorang mendengar suara yang seolah-olah ada yang menyuruhnya menyakiti orang lain. Meskipun tidak dilakukan tapi individu tersebut ada intensi menyakiti.

Selain keinginan untuk melakukan agresi fisik, seseorang juga bisa mengagung-agungkan penyampaian di luar penalaran. Padahal itu bisa jadi bagian dari delusi mereka.

Lantas, Rini mengklasifikasikan gangguan psikosis termasuk dalam spektrum ringan. Sementara skizofrenia termasuk dalam spektrum parah.

“Skizofrenia termasuk level berat karena gejala psikosisnya sudah lengkap sehingga dampaknya bisa parah,” pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait