URnews

COVID-19 Varian Delta Lebih Menular, Apakah Vaksin Mampu Menangkalnya?

Shelly Lisdya, Rabu, 23 Juni 2021 17.46 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
COVID-19 Varian Delta Lebih Menular, Apakah Vaksin Mampu Menangkalnya?
Image: Ilustrasi Virus Mutasi Corona. (Foto: Pixabay/WiR_Pixs)

Jakarta - Varian delta menjadi salah satu mutasi dari SARS-Cov-2 dan paling menular hanya dengan saling bertemu sesaat.

Melansir dari laman ABC News, varian delta pertama kali terdeteksi di India pada Oktober tahun lalu. Menurut pihak berwenang Inggris, varian delta 40 persen lebih menular daripada varian alpha yang membuat Inggris terkunci pada awal tahun. 

Bagaimana kaitannya dengan wabah Sydney?

Chief Health Officer NSW Kerry Chant mengonfirmasi pada hari Kamis pekan lalu, bahwa pengemudi Sydney yang dites positif COVID-19 memiliki varian delta.

Chant juga mengatakan tes menunjukkan varian pengemudi sangat cocok dengan urutan dari Amerika Serikat. Pengemudinya adalah seorang pria berusia 60 tahun yang mengendarai limusin sebagai bagian dari pekerjaannya dan terlibat dalam pengangkutan awak penerbangan internasional.

Sebelumnya, New South Wales, salah satu negara bagian Australia juga menemukan dua kasus positif dari transmisi lokal pada pekan lalu. Akibatnya pihak otoritas pun khawatir akan adanya penularan varian delta dengan lebih cepat.

Beberapa tempat yang berpotensi menjadi sumber penularan COVID-19 baru terdaftar pada Sabtu malam, termasuk gym Fitness First di Pitt Street dan Bond Street di Sydney CBD, Salvos Stores di Tempe dan outlet Baby Bunting di Shellharbour di Illawarra.

Pemerintah setempat juga kembali mewajibkan pemakaian masker pada transportasi umum di Sydney, ketika sekelompok varian delta coronavirus yang sangat menular berkembang dan kini memakan korban keempat. 

Apakah variannya sama dengan yang ada di Melbourne?

Sementara wabah COVID-19 baru-baru ini di Victoria juga melibatkan varian Delta, wabah itu terkait dengan sumber infeksi yang berbeda. Kepala Petugas Kesehatan Victoria Brett Sutton mengkonfirmasi pada awal Juni bahwa varian delta telah diidentifikasi dalam kasus virus corona. Pengurutan genom menunjukkan hubungan antara pelancong yang kembali yang memasuki Victoria dari Sri Lanka pada bulan Mei dan sebuah keluarga di kluster Melbourne Barat.

Apa saja gejala varian Delta?

Siapa pun yang memiliki gejala COVID-19 harus menjalani tes COVID-19, meskipun gejalanya ringan. Pengujian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan jenis varian yang dimiliki seseorang setelah mereka dites positif COVID-19. 

Gejala biasanya muncul lima hingga enam hari setelah seseorang terinfeksi COVID-19, namun gejala dapat muncul antara dua hingga 14 hari setelah terpapar. 

Gejala COVID-19 antara lain demam, batuk, sakit tenggorokan, sesak napas, hidung meler, hilangnya indra pengecap, hilangnya penciuman.

Sementara gejala lain dapat berupa kelelahan, hidung tersumbat, nyeri otot, nyeri sendi, sakit kepala, diare, mual dan atau muntah dan kehilangan nafsu makan.

Seberapa ampuh vaksin bekerja pada varian Delta?

Para ilmuwan India telah menerbitkan sebuah laporan yang mengatakan bahwa varian delta dapat ditangkap oleh orang-orang yang telah menderita penyakit tersebut atau hanya sebagian yang telah divaksinasi. 

Kini masih banyak penelitian yang sedang dilakukan, tetapi ada beberapa bukti yang menjanjikan dari Inggris bahwa vaksin AstraZeneca dan Pfizer memberikan tingkat perlindungan yang sama terhadap varian delta seperti yang mereka lakukan terhadap varian alpha. 

Sebuah studi yang diterbitkan pada 22 Mei 2021 menunjukkan dua dosis AstraZeneca 60 persen efektif terhadap varian delta, sementara Pfizer memberikan efektivitas 88 persen.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait