URstyle

Sudah Masuk Indonesia, Kenali Gejala COVID-19 Varian 'India' Delta

Eronika Dwi, Rabu, 16 Juni 2021 13.13 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Sudah Masuk Indonesia, Kenali Gejala COVID-19 Varian 'India' Delta
Image: Ilustrasi virus corona. (Pixabay)

Jakarta - Urbanreaders, udah tahu belum kalau varian COVID-19 baru, Varian Delta atau B.1617.2 sudah 'mendarat' di Jawa Tengah (Jateng)?

Kasus VoC Varian Delta India di Jateng pertama kali ditemukan di Kabupaten Cilacap. Varian itu ditemukan dari 13 anak buah kapal (ABK) berkewarganegaraan Filipina yang melakukan bongkar muat di Dermaga Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap.

Hal tersebut terungkap saat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melantik Bupati/Wakil Bupati Demak Estianah-Ali Maksum dan Bupati/Wakil Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati-Suroto, pada 24 Mei 2021 lalu.

Ganjar mengatakan, 13 ABK tersebut terkonfirmasi positif COVID-19 Varian Delta dari hasil tes Whole Genome Sequencing (WGS).

Asal dan Gejala Varian Delta

1618202621-tes-swab-BNPB.jpgSumber: Tes pemeriksaan swab antigen COVID-19 (Ilustrasi BNPB)

Varian baru ini masuk dalam kategori Variant of Concern (VoC) yang perlu kita waspadai bersama.

Sebab, VoC berarti sangat menular dan berpotensi menyebabkan peningkatan rawat inap, lebih banyak tekanan pada sumber daya perawatan kesehatan dan akhirnya, lebih banyak kematian.

Dilansir dari berbagai sumber, gejala Varian Delta disebut lebih parah daripada varian aslinya. Namun, sebagian peneliti lain menyebut masih dibutuhkan lebih banyak penelitian klinis mengenai Varian Delta.

"Kami masih membutuhkan lebih banyak penelitian ilmiah untuk menganalisis apakah presentasi klinis yang lebih baru ini terkait dengan B.1.617 atau tidak," kata seorang dokter penyakit menular India, Abdul Ghafur, kepada Bloomberg, dikutip Rabu (16/6/2021).

Apakah Ada Gejala Khusus yang Ditunjukkan Pasien COVID-19 Varian Delta di Cilacap?

1587554121-WhatsApp-Image-2020-03-28-at-21.22.44.jpegSumber: Tim dokter memeriksa awal pasien terkait wabah corona atau COVID-19 di ruang IGD Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Jakarta. (ANTARA)

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Cilacap Pramesti Griana Dewi mengatakan tak ada gejala khusus dari pasien varian baru ini. Ia menjelaskan untuk gajela COVID-19 varian India sama seperi COVID pada umunya.

Adapun satu ABK yang meninggal dunia diketahui sempat mengalami gejala berat. Gejala yang dialami pasien kian memburuk setelah sempat dirawat intensif di RSUD Cilacap sejak 5 - 10 Mei 2021. Ia mengalami sesak nafas dan semakin memburuk.

Hingga akhirnya 11 Mei 2021, pasien mengalami henti jantung kemudian dinyatakan meninggal dunia setelah tidak ada respons. Pun soal keganasannya sendiri, Pramesti menambahkan belum ada hasil penelitian terkait hal itu.

Memiliki Tiga Turunan

1592904316-corona-pixabay.jpgSumber: Ilustrasi virus corona. (Pixabay)

Selain B.1.617.2, ada tiga turunan B.1.617 yang diketahui hingga saat ini, yaitu B.1.617.1 dan B.1.617.3. Adapun ketiganya punya karakteristik mutasi yang berbeda yaitu L452R, P681R, dan E484Q.

Dilansir dari Hallo Sehat, kombinasi tiga mutasi ini dalam satu varian ini sangat diwaspadai guys. Sebab, ketiganya dianggap mampu membuat virus makin pintar dalam menghindari kemampuan antibodi manusia, bahkan bisa membuat virus seperti COVID-19 lebih mudah menular.

Tingkatkan Kewaspadaan, Namun Jangan Panik

1613961522-Ilustrasi-Masker.jpgSumber: Ilustrasi Pakai Masker. (Pixabay/coyot)

Meningkatkan kewaspadaan bukan berarti kita menjadi panik dalam menghadapi suatu fakta, termasuk saat varian baru masuk ke daerah tempat kita tinggal.

Meningkatkan kewaspadaan artinya kita tak boleh lengah dan terus menerapkan berbagai upaya untuk mencegahnya.

Seperti kata Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin yang berpesan bahwa cara terbaik mencegah penularan virus corona, khususnya terhadap varian baru yang telah masuk ke Indonesia adalah dengan menerapkan protokol kesehatan. Mulai dari mengenakan masker, mencuci tangan, hingga menjaga jarak (3M).

"Itu (protokol kesehatan) adalah cara yang paling baik untuk bisa mencegah penularan dari virus mutasi baru ini," ungkapnya di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (10/5/2021) lalu.

Sementara itu lewat akun media sosialnya, Dinas Kesehatan Provinsi Jateng juga menyarankan agar masyarakat tak hanya patuh 3M saja.

Untuk mencegah penularan varian baru COVID-1O kita juga harus mendukung upaya 3T, yaitu pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment).

Jangan lupa, masih ada satu lagi yaitu mendukung vaksinasi!

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait