URtrending

Cuaca Panas dan Terasa Gerah Akhir-akhir Ini? Berikut Penjelasan BMKG

Anita F. Nasution, Selasa, 26 Mei 2020 16.28 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Cuaca Panas dan Terasa Gerah Akhir-akhir Ini? Berikut Penjelasan BMKG
Image: Ilustrasi cuaca panas. (BMKG)

Jakarta - Beberapa terakhir masyarakat Indonesia mulai mengeluhkan udara yang mulai terasa panas dan gerah. 

Menanggapi hal tersebut, pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Herizal Deputi Bidang Klimatologi BMKG lewat rilisnya menyampaikan bahwa hal tersebut terjadi dikarenakan wilayah Indonesia yang mulai memasuki musim kemarau. 

Secara meteorologi suasana gerah yang dirasakan ini disebabkan suhu udara panas disertai dengan kelembapan udara yang tinggi. 

Kelembapan udara yang tinggi ini menyatakan jumlah uap air yang terkandung pada udara, di mana semakin banyak uap air yang dikandung dalam udara maka akan semakin lembap udara tersebut. 

Apabila suhu meningkat akibat pemanasan matahari langsung karena berkurangnya tutupan awan, suasana akan lebih terasa gerah.

Lewat pencatatan meteorologis suhu maksimum udara di Indonesia yang terjadi dalam 5 hari terakhir ini umumnya terjadi pada siang atau tengah hari. Di mana suhu udara berkisar antara 34-36 derajat celcius dan beberapa kali lebih tinggi dari 36 derajat celcius yakni di Sentani, Papua. 

Di wilayah Jabodetabek, suhu maksimum tertinggi terpantau terjadi di Soekarno-Hatta dan di Kemayoran dengan suhu masing-masing setinggi 35 derajat celcius, Tanjung Priok setinggi 34,8 derajat celcius dan di Ciputat 34,7 derajat celcius. 

Selain itu di wilayah lainnya di Jawa, tercatat suhu setinggi 35 derajat celcius terdapat di Tanjung Perak pada siang hari. 

Pihak BMKG menyebutkan bahwa suhu maksimum ini pada umumnya lebih banyak terjadi di perkotaan dibandingkan wilayah bukan perkotaan. 

"Wilayah perkotaan terutama di kota besar umumnya memiliki suhu udara yang lebih panas dibandingkan bukan wilayah perkotaan. Sementara itu catatan kelembapan udara menunjukkan sebagian besar wilayah Indonesia berada pada kisaran >80% - 100%, yang termasuk berkelembapan tinggi" sebut Herizal. 

Menanggapi keluhan masyarakat terhadap perubahan suhu ini, Herizal menjelaskan bahwa fenomena udara gerah yang sedang dirasakan adalah fenomena yang biasa terjadi ketika memasuki musim kemarau. 

Di Jabodetabek selain periode Oktober-November, suhu udara cukup tinggi juga akan terjadi di periode April-Mei berdasarkan data historis. Yaitu dengan suhu udara maksimum di Jakarta pada umumnya berada antara 32-36 derajat celcius. 

Herizal menjelaskan udara panas dan gerah ini akan semakin dirasakan bila hari menjelang hujan dikarenakan udara lembap melepas panas laten dan panas sensibel yang menambah panasnya udara akibat pemanasan permukaan oleh radiasi matahari.

Memasuki pertengah Mei 2020, Herizal menyampaikan bahwa tercatat sebanyak 35 persen wilayah Zona Musim (ZOM) di Indonesia sudah memasuki musim kemarau, yaitu sebagian besar wilayah berada di NTT dan NTB, lalu sebagian Jawa Timur bagian selatan, sebagian Jawa Tengah bagian utara dan timur, sebagian Jawa Barat bagian utara dan timur serta Bekasi bagian utara,  Jakarta bagian utara, dan sebagian daerah Papua dan Maluku.

Nah, memasuki musim kemarau yang fenomenanya mulai dirasakan di sejumlah wilayah Indonesia, pihak BMKG memberikan Tips untuk tetap menjaga kesehatan serta menjaga stamina agar terhindar dari dehidrasi hingga iritasi kulit urbanreaders. 

Beberapa tips yang dianjurkan BMKG adalah; 

- Memperbanyak minum

- Mengkonsumsi buah-buahan segar

- Memakai tabir surya agar terhindar dari paparan langsung sinar matari, dan

- Perbanyak kegiatan dari rumah pada saat pemberlakuan PSBB

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait