URnews

Data Jokowi Bocor, Kemenkes Minta Masyarakat Hapus Aplikasi eHAC

Kintan Lestari, Jumat, 3 September 2021 16.39 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Data Jokowi Bocor, Kemenkes Minta Masyarakat Hapus Aplikasi eHAC
Image: Jokowi ketika mengumumkan perpanjangan PPKM level 4 (YouTube/Sekretariat Presiden)

Jakarta - Sertifikat vaksinasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) bocor di internet baru-baru ini. 

Tampak di sertifikat vaksinasi tersebut, data pribadi Jokowi, mulai dari tanggal lahir, NIK, kodeQR, nomor ID vaksinasi, jenis vaksin yang digunakan, dan tanggal vaksinasi dilakukan.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate menyatakan kalau aplikasi PeduliLindungi aman.

"Data PeduliLindungi yang saat ini berada di cloud Kominfo baru dimigrasi ke DC Kominfo dan statusnya aman. Data yang ditanyakan di atas adalah pada saat awal sebelum migrasi ke Kominfo dan kebijakannya berada di Kemenkes," terang Menkominfo.

“Agar akurat dan tidak membingungkan masyarakat, lebih baik langsung ditanyakan ke Kemenkes,” lanjutnya lagi.

Terkait bocornya data di sertifikat vaksin Jokowi, Urbanasia sudah menanyakan ke Kemenkes namun belum mendapat respons.

Sementara itu, beberapa hari sebelumnya Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Anas Ma'ruf meminta seluruh masyarakat untuk segera menghapus aplikasi Electronic Alert Card (eHAC).

Pasalnya ada dugaan kebocoran data pengguna dan status eHAC yang sudah lama dinonaktifkan.

"Terkait berita kebocoran data melalui aplikasi elektronik eHAC, kebocoran data terjadi di eHAC yang lama yang sudah tidak digunakan lagi sejak Juli 2021," ungkap Anas lewat kanal YouTube Kemenkes RI, Selasa (31/8/2021). 

Sebagai gantinya, ia mengatakan agar masyarakat menggunakan eHAC yang ada di aplikasi PeduliLindungi.

Dan ia memastikan kalau sistem di aplikasi PeduliLindungi berbeda dengan eHAC lama. Dan terkait dugaan kebocoran data, hal itu tidak terkait dengan aplikasi PeduliLindungi.

"Secara infrastruktur juga berbeda karena berada di tempat lain. Saat ini sedang dilakukan investigasi dan penelusuran lebih lanjut terkait informasi dugaan kebocoran ini," terang Anas.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait