URnews

Dinas Pendidikan Jatim Siap Terapkan Pembelajaran Tatap Muka

Nivita Saldyni, Rabu, 5 Agustus 2020 20.30 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Dinas Pendidikan Jatim Siap Terapkan Pembelajaran Tatap Muka
Image: Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa tengah memantau kegiatan belajar mengajar siswa. (Ilustrasi/Dinas Pendidikan Jatim)

Surabaya – Beberapa wilayah di Indonesia mulai mengatur rencana untuk kembali menerapkan sistem pembelajaran tatap muka. Tak terkecuali wilayah Jawa Timur.

Dinas Pendidikan (Dispendik) di wilayah tersebut saat ini mulai menyiapkan skema pembelajaran tatap muka untuk jenjang SMA/SMK, khususnya di Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo.

Bahkan, SMA/SMK di kedua wilayah tersebut sudah menyiapkan skema pembelajaran tatap muka sesuai kapasitas siswa yang ada.

"Cabang dinas masih menunggu regulasi dan aturan dari Pemerintah Provinsi Jatim. Apabila regulasi sudah keluar dan aturan yang memayungi juga keluar, baru dilaksanakan,” katanya Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jatim Wilayah Surabaya-Sidoarjo Lutfi Isa Anshori, seperti dikutip dari Antara (5/8/2020).

“Dalam waktu menunggu ini, sekolah kami minta menyiapkan diri jika sewaktu-waktu ada kebijakan pembelajaran tatap muka," imbuhnya.

Lutfi mengatakan, persiapan tersebut sudah dilakukan sejak tahun ajaran baru pada pertengahan Juli 2020 lalu.

Persiapan dilakukan mulai dari sarana prasarana seperti tempat cuci tangan yang harus sesuai rasio siswa, mengontrol pelayanan kantin sekolah hingga menyediakan masker cadangan.

"Kemudian dari sisi siswa juga kami imbau agar yang masuk terlebih dahulu mengantongi izin dari orang tua mereka," tutur Lutfi.

Yang tidak kalah penting, kata Lutfi, adalah kesiapan psikologis siswa untuk memasuki era adaptasi kebiasaan baru, seperti kegiatan sekolah dan jam belajar tidak sepenuhnya seperti sebelum pandemi COVID-19.

"Bisa jadi setengah jumlah siswa yang masuk, perilaku jaga jarak harus ditaati. Tidak hanya di sekolah, tetapi saat berangkat dan pulang sekolah," tandasnya.

Sementara untuk kurikulum, sekolah diminta untuk memetakan dan memprioritaskan kompetensi dasar tertentu yang esensial.

"Kondisi ini menuntut guru agar bisa berinovasi dalam pembelajaran. Kemudian dengan kaitannya dengan jam pembelajaran juga sama,” ungkap Lutfi.

“Durasi kalau normal 45 menit mungkin akan dikurangi sedemikian rupa. Dari sisi kurikulum tidak ada perubahan, tetapi ada skala prioritas," lanjutnya.

Sebelum masuk tahun ajaran baru, kata Lutfi, sekolah telah mengadakan in house training untuk pembekalan guru dalam satu semester, termasuk mempelajari materi apa yang harus disampaikan, menyesuaikan kondisi saat ini.

"Kami belum lakukan simulasi karena belum ada yang masuk sekolah. Kalau dibilang siap, kami siap, tinggal tunggu regulasi dari provinsi untuk pembelajaran tatap muka," pungkasnya. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait