URstyle

Dinkes DKI: 135 Anak Terkena Gagal Ginjal Akut Sejak Januari-Oktober 2022

Nivita Saldyni, Jumat, 28 Oktober 2022 16.29 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Dinkes DKI: 135 Anak Terkena Gagal Ginjal Akut Sejak Januari-Oktober 2022
Image: Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti (Foto: Dok. Dinkes DKI Jakarta).

Jakarta - Dinas Kesehatan provinsi DKI Jakarta mencatat, sejak Januari hingga 27 Oktober 2022, ada 135 kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (Acute Kidney Injury/AKI) pada anak.

Dari total kasus tersebut, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyebut 63 balita diantaranya meninggal dunia. Sementara itu 46 balita sudah dinyatakan sembuh dan 26 lainnya masih menjalani perawatan.

"Nanti sore kami akan update lagi sesuai dengan hasil hospitality record review," kata di Jakarta sebagaimana dilansir dari Antara, Jumat (28/10/2022). 

Dari seluruh kasus itu tak semuanya berdomisili di Jakarta, ada yang berdomisili di Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Riau. Namun mereka menjalani perawatan di rumah sakit Jakarta.

Widyastuti pun mengaku saat ini pihaknya masih terus memberikan obat penawar atau antidotum gangguan ginjal akut progresif atipikal pada anak secara gratis. Obat itu didapat dari Kementerian Kesehatan dan dibagikan ke fasilitas-fasilitas kesehatan sesuai kebutuhan. 

"Rumah sakit yang merawat pasien gangguan ginjal akut progresif atipikal pada anak juga dapat mengajukan langsung kepada Kementerian Kesehatan," terangnya. 

Soal rumah sakit di Jakarta yang menjadi rujukan perawatan gangguan ginjal akut progresif atipikal pada anak, kata Widyastuti, saat ini hanya dua yaitu Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita. Keduanya merupakan rumah sakit vertikal dari Kementerian Kesehatan.

Ia menambahkan saat ini pihaknya tengah menyiapkan rumah sakit daerah tipe A dan B di DKI, diantaranya ada RSUD Tarakan, Pasar Minggu, Pasar Rebo, dan Koja sebagai rumah sakit rujukan. Namun sebelum itu, Dinkes DKI bakal mengirim tenaga kesehatan ke RSCM untuk memberikan pendampingan melakukan perawatan sekaligus belajar.

"Upaya ini juga dilakukan untuk menyiasati jumlah tenaga ahli dokter anak ahli ginjal atau nefrologi di Jakarta yang jumlahnya baru tiga orang," pungkasnya. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait