Dirjen Aptika Kominfo: Clubhouse Itu Menarik, Cocok untuk Bagi Ilmu

Jakarta - Direktur Jenderal (Dirjen) Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo, Semuel Abrijani, menilai Clubhouse menarik. Bahkan aplikasi media sosial berbasis audio-chat ini membawa nostalgia ke era tahun 1970-an.

"Clubhouse seperti break-break, dulu namanya dua meteran. Kita dulu mainnya pakai HT (handy talky), sekarang metodologinya baru di dalam aplikasi,"  kata pria yang disapa Semmy saat berbincang di URTalk, Senin (22/2/2021).

Dinilainya Clubhouse bakal digandrungi di Tanah Air. Sebab tipikal orang Indonesia suka sekali ngobrol.

Tidak hanya itu, lantaran Clubhouse berbasis audio bikin lebih hemat pulsa. Karena dibandingkan live video, data yang dikonsumsi lebih rendah. Satu lagi, orang yang berbicara pun tidak harus tampil di depan kamera.

"Jadi nggak perlu kamera bagus atau filter canggih-canggih. Bikin orang lebih berani ngomong," kata pria berkacamata ini.

Semmy sendiri mengaku sudah join ke Clubhouse, tapi lantaran kesibukannya belum ada waktu untuk ikut ngobrol di dalamnya. Tapi dia berencana akan membuat room untuk berbagi ilmu ke depannya.

"Ini sarana bagus untuk ngobrol bareng saling berbagi ilmu," ujarnya.

Menyinggung pembicaraan sensitif di dalam room Clubhouse, Semmy menyerahkan tugas pengontrolan pada moderator. Menurutnya moderator di Clubhouse tidak ubahnya seperti admin di grup WhatsApp.

Mereka yang menerapkan aturan di dalam room dan mengatur orang-orang di dalamnya, misalnya tidak boleh ngobrol di luar konteks atau menyinggung SARA.

"Kalau ada yang kelewatan, moderatornya tinggal bertindak," ujarnya.

Ditanya soal pemblokiran konten, menurutnya saat ini eranya transformasi, akan banyak aplikasi yang berkembang. Karenanya perlu ada ruang untuk berinovasi.

"Tapi tetap setiap inovasi harus ada tanggung jawab, ada aturan yang perlu dipatuhi," pungkas Semmy.