URedu

Kekerasan Seksual Dikaitkan dengan Pakaian, Nadiem: Kok Kayaknya Laki-laki Lemah Banget?

Nivita Saldyni, Selasa, 16 November 2021 14.35 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kekerasan Seksual Dikaitkan dengan Pakaian, Nadiem: Kok Kayaknya Laki-laki Lemah Banget?
Image: Nadiem Makarim dan Cinta Laura di podcast Deddy Corbuzier, Selasa (16/11/2021) - (Foto: YouTube Deddy Corbuzier)

Jakarta - Aktris Cinta Laura dan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim mengungkapkan pandangannya soal kekerasan seksual. Hadir sebagai bintang tamu di podcast Deddy Corbuzier, keduanya sepakat bahwa pakaian tak bisa dijadikan alasan tindak kekerasan seksual.

"You know, orang-orang yang berusaha atau mengklaim berbicara soal isu ini dari segi yang menggunakan logika, menurut aku sangat salah karena mereka menggunakan yang namanya suppressed evidence, mereka hanya memberikan bukti yang mengafirmasi klaim mereka tapi gak mencari sumber-sumber lain," kata Cinta seperti dikutip dari YouTube Deddy Corbuzier, Selasa (16/11/2021).

Cinta pun menyuguhkan data soal korban-korban pelecehan seksual, hasil penelitian BBC. Hasilnya, tak sedikit kekerasan seksual yang terjadi saat korban mengenakan pakaian tertutup ataupun longgar.

"Apakah korban pelecehan seksual karena berpakian seksi dan ketat? Ternyata rok dan celana panjang 18 persen, seragam sekolah 14 persen, baju lengan panjang 16 persen, hijab 17 persen, baju longgar 14 persen. Gila, berarti mau lengan panjang atau berhijab gak ngaruh ya?" 

"Gak ngaruh. Kekerasan seksual terjadi karena pelaku yang tidak bisa mengontrol cara berpikir atau persepsi mereka. Bukan seseorang mengundang ‘Hey, come here. Ayo lakukan perbuatan yang salah’. Enggak sama sekali," sahut Cinta.

"Jadi baju yang kita kenakan tidak ada hubungannya sama sekali dan ada bukti konkret yang kita bisa lihat dihadapan kita bahwa orang-orang harus berhenti menggunakan pakaian sebagai alasan seseorang menjadi korban kekerasan," lanjutnya.

Sepakat dengan Cinta, Nadiem pun mengatakan bahwa pakaian yang dikenakan korban tak bisa dibenarkan sebagai alasan pelaku melakukan kekerasan seksual. Menurutnya, persepsi yang beredar di masyarakat itu salah.

"Jadi salahnya tuh dua layer. Salah yang pertama adalah bahwa orang salah persepsinya, sama sekali gak ada korelasi antara dia pakai pakaian yang lebih terbuka atau lain-lain, itu gak ada korelasinya," kata Nadiem.

"Kedua, yang kita lihat adalah pertanyaan itu pun gak penting. Udah kejadian, udah ada kekerasan, ya itu namanya salah. Kenapa harus dijustifikasi?" imbuhnya.

Bukan hanya itu saja, Nadiem sebagai laki-laki juga mengaku tersinggung dengan anggapan yang membenarkan persepsi tersebut. Sebab menurutnya setiap orang memiliki kontrol atas dirinya masing-masing.  

"Dan maaf, saya sebagai cowok kadang merasa tersinggung dengan statement-statement seperti itu karena bukan cuma buat perempuan itu sama sekali tidak menghormati hak mereka dan lain-lain. Sebagai cowok, saya merasa kok kita lemah banget ya? Kok kita di-underestimate banget bahwa kita gak punya kontrol daripada pikiran kita dan perilaku-perilaku kita? Itu kaya meremehkan cowok-cowok juga," jelas Nadiem panjang lebar.

"Dan menurut saya generasi muda kita banyak laki-laki yang merasa seperti itu. Kok jadi kita? Apa urusannya? Kita juga bisa kontrol diri. Ini masalah perilaku," tegasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait