URedu

Keren! 5 Mahasiswa UB Diversifikasi Pangan Beras Analog

Shelly Lisdya, Rabu, 14 Oktober 2020 12.19 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Keren! 5 Mahasiswa UB Diversifikasi Pangan Beras Analog
Image: lima mahasiswa UB yang mensosialisasikan beras analog. (Istimewa)

Malang - Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber pangan pokok. Mulai dari padi, singkong dan ubi adalah beberapa jenis tanaman pokok yang memiliki karbohidrat yang tinggi. 

Sedangkan masyarakat Indonesia, mengonsumsi beras sebagai sumber pangan pokok mencapai 90 persen. 

Pada tahun 2011, angka konsumsi beras mencapai 139,5 kilogram per kapita per tahun, angka tersebut diprediksi akan semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk.

Padahal, tingginya konsumsi beras tidak berbanding lurus dengan tingginya produksi beras. Kebutuhan beras domestik yang cukup besar, belum sepenuhnya terpenuhi oleh produksi dalam negeri. Ini mengakibatkan Indonesia harus mengimpor beras dengan jumlah yang meningkat setiap tahunnya.

Melihat fenomena ini ah yang kemudian membuat lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB), yakni Wafa Nida Faida Azra, Surya Huda, Ristifiani Hanindia Putri, Wardatul Maulidah dan Alifatus Sholikhah yang tergabung dalam Tim Tanoto Student Research Award 2020 melakukan edukasi tentang manfaat beras analog untuk diversifikasi pangan. 

1602652602-beras-jagung.jpgSumber: Beras analog berbahan jagung. (isitmewa)

Beras analog dapat menjadi alternatif untuk membantu menjaga ketahanan pangan, selain kandungan gizi pada beras analog yang lebih baik dibandingkan dengan beras padi juga dapat membantu mewujudkan program diversifikasi pangan.

Koordinator tim, Wafa mengatakan, perlu adanya alternatif sebagai pengganti pangan pokok selain padi, yaitu dengan beras analog. 

Dikarenakan belum banyak yang mengenal beras analog, kelima mahasiswa ini kemudian mensosialisasikan ke 12 kelurahan yang ada di Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.

"Sosialisasi tersebut nantinya berisikan informasi-informasi tentang beras analog khususnya beras analog jagung, mengingat Jawa timur merupakan provinsi penghasil jagung utama di Pulau Jawa," katanya.

Sekadar diketahui, jagung merupakan tanaman pokok yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, jagung pun dapat menjadi bahan dasar pembuatan beras analog. 

Adapun kandungan beras analog berbahan jagung memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Selain rendah gula serta mempunyai kandungan vit A sebesar 4500 kalori per 1000 gramnya.

Kelebihan dari beras analog berbahan jagung belum banyak dikonsumsi di kalangan masyarakat baik masyarakat kalangan bawah, menengah ataupun kalangan atas.

“Sosialisasi ini diharapkan dapat mengenalkan beras analog khususnya beras analog berbahan jagung dan dapat mengedukasi tentang beras analog kepada masyarakat, sehingga tertarik untuk mengonsumsi beras analog jagung,” ujar dosen pembimbing kelima mahasiswa tersebut, Wendra Gandhatyasri Rohmah.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait