Luncurkan Fitur AI Baru, Coursera Hadirkan 2.000 Kursus dalam Bahasa Indonesia
Jakarta - Platform pembelajaran online Coursera menggebrak Indonesia dengan menghadirkan 2.000 kursus dalam bahasa Indonesia. Selain itu, brand asal Amerika Serikat ini juga meluncurkan fitur AI baru untuk melayani pembelajaran di Indonesia.
CEO Coursera Jeff Maggioncalda menuturkan, pengembangan tenaha kerja yang terampil akan berdampak positif pada ambisi Indonesia untuk memainkan peran penting dalam panggung global.
“Misi kami adalah untuk menciptakan akses yang setara terhadap pembelajaran kelas dunia,” kata Jeff pada media gathering di Pullman Jakarta, Rabu (16/8/2023).
Jeff menuturkan, ada lebih dari 2.000 kursus yang diterjemahkan oleh AI dalam bahasa Indonesia sehingga para pembelajar di Indonesia memiliki kesempatan untuk mengakses pembelajaran dari pengajar terbaik di dunia untuk mengembangkan keterampilan.
Kini, kursus-kursus unggulan seperti The Science of Well-Being dari Yale University, AI for Everyone dari DeepLearning.AI, Programming for Everybody dari University of Michigan, dan What is Data Science? dari IBM, akan dapat diakses oleh siapa saja yang berbahasa Indonesia.
Selain itu, Coursera juga mengumumkan pelanggan baru dari kalangan perusahaan dan universitas, seiring dengan semakin banyaknya institusi di Indonesia yang menerapkan pembelajaran online untuk membekali karyawan dan siswa mereka dengan keterampilan digital.
Dengan lebih dari 1,4 juta pembelajar dan 2,2 juta pendaftaran di platform ini, menjadikan Indonesia sebagai pasar terbesar kelima untuk Coursera di Asia Pasifik dan terbesar kedua di Asia Tenggara.
Seiring dengan meningkatnya permintaan akan pembelajaran online, Coursera bertujuan untuk menjembatani kesenjangan keterampilan digital di Indonesia, mendukung perekonomian negara di mana pekerja yang terampil secara digital diproyeksikan akan menyumbangkan USD 303,4 miliar terhadap PDB pada tahun 2030.
Keterampilan digital juga sangat terkait dengan hasil ekonomi yang kuat-pekerja di Indonesia yang menggunakan keterampilan digital tingkat apa pun mendapatkan gaji hampir dua kali lipat (193%) dari pekerja yang tidak menggunakan keterampilan ini di tempat kerja.