URtech

Efek Lockdown, Durasi Nonton Layanan Streaming Naik Pesat di Asia Tenggara

Kintan Lestari, Jumat, 24 April 2020 10.52 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Efek Lockdown, Durasi Nonton Layanan Streaming Naik Pesat di Asia Tenggara
Image: Ilustrasi nonton Netflix. (Freepik)

Jakarta - Sejumlah negara memberlakukan lockdown atau penguncian guna menghentikan penyebaran virus corona. Begitu juga dengan negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Di negara-negara Asia Tenggara masyarakat diminta tidak keluar rumah kecuali ada keperluan mendesak. Suruhan untuk diam di rumah saja rupanya membuat masyarakat mengunduh layanan streaming film supaya tidak bosan. Hasilnya selama pandemi corona, konsumsi video online naik sangat pesat.

Studi yang dilakukan Media Partners Asia (MPA) hari Senin (20/4/2020) menunjukkan di Asia Tenggara, total waktu streaming melalui telepon seluler tumbuh 60 persen secara agregat di seluruh Indonesia, Thailand, Filipina, dan Singapura dari 20 Januari hingga 11 April.

Dengan diberlakukan langkah-langkah penguncian selama pandemi COVID-19, total konsumsi mingguan streaming video online di empat negara Asia Tenggara itu mencapai 58 miliar menit pada 11 April dibandingkan 36,4 miliar pada 20 Januari. 

1587700101-grafik1.jpg

Laporan ini difokuskan pada konsumsi, monetisasi, dan penggunaan di seluruh ekonomi digital dengan fokus pada Video Online atau OTT (over-the-top) dan profil terperinci dari 43 platform OTT yang unik. 

Laporan ini menggunakan metode penghitungan konsumsi video yang menggabungkan perilaku digital yang diamati secara pasif dan data empiris dari survei terhadap 32.425 individu. Peneliti menganalisis 43 platform OTT, termasuk YouTube, Netflix, dan Line TV.

Data MPA menunjukkan rata-rata menit mingguan yang dihabiskan menonton Netflix melonjak 115 persen. Penelitian menunjukkan bahwa keempat pasar di Asia Tenggara yang diteliti memiliki 7 juta pelanggan video berbayar gabungan pada akhir Maret. Mereka menyumbang US$ 350 juta atau sekitar Rp 5,4 triliun dalam pengeluaran konsumen tahunan. 

"Netflix adalah pemimpin yang jelas di sebagian besar pasar, diikuti oleh Viu dengan model freemium-nya. Sementara pemain lain seperti HBO, iQiyi dan Tencent berada di posisi yang baik untuk tumbuh di masa depan bersama dengan pendatang baru seperti Disney +," ujar Direktur eksekutif MPA, Vivek Couto. 

1587700110-grafik2.jpg

Dari grafik juga terlihat Viu mengalami peningkatan besar. Waktu yang dihabiskan konsumen untuk mengonsumsi konten di platform itu telah melonjak 274 persen dari periode pra-pandemi, dari lebih dari 500 juta menit per minggu menjadi sekitar 2 miliar menit.

"Penetrasi video streaming telah meningkat secara dramatis selama pandemi ini karena jutaan orang terpaksa beroperasi dari rumah. Fokusnya sekarang adalah pada seberapa sukses platform SVOD akan mampu mempertahankan pelanggan yang baru diakuisisi di kuartal kedua 2020 dan sejauh mana platform AVOD dapat memanfaatkan jangkauan yang diperluas," tutup Couto.

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait