URstyle

Efek Samping Vaksin Sinopharm Mirip Sinovac, KIPI Ringan

Kintan Lestari, Senin, 21 Juni 2021 17.00 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Efek Samping Vaksin Sinopharm Mirip Sinovac, KIPI Ringan
Image: Ilustrasi vaksinasi COVID-19. (Freepik)

Jakarta - Indonesia sudah memulai program vaksinasi sejak awal tahun 2021. Salah satu vaksin yang digunakan pemerintah adalah vaksin Sinopharm buatan Cina.

Hingga kini memang masih banyak orang yang sanksi dengan vaksin. Banyak yang masih termakan berita hoaks terkait vaksin COVID-19, terutama soal efek sampingnya.

Guru Besar Fakultas Farmasi UGM dan Mantan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Prof Zullies Ikawati mengatakan kalau masyarakat tidak perlu khawatir akan vaksin Sinopharm.

Dijelaskannya, vaksin Sinopharm sudah mendapat izin penggunaan darurat (EUA) di beberapa negara, termasuk Indonesia. 

"Vaksin Sinopharm merupakan vaksin buatan Cina dan telah diujikan di beberapa negara. Vaksin Sinopharm telah masuk dalam list WHO dan mendapatkan EUA di Cina, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir dan Yordania, dan kini juga di Indonesia," ujar Zullies dalam keterangan tertulisnya.

Vaksin ini menggunakan platform yang sama dengan vaksin Sinovac, yaitu virus yang diinaktivasi. 

Dipaparkan Zullies, dalam uji klinik di Uni Emirat Arab, efikasi vaksin Sinopharm mencapai 78 persen, dan vaksin ini dapat digunakan pada populasi usia 18 tahun ke atas sampai lansia.

Karena memiliki platform yang sama dengan vaksin Sinovac, maka profil efek sampingnya juga mirip. Frekuensi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) hanya 0,01 persen atau terkategori sangat jarang.

Zullies mengatakan kalau efek samping dari vaksin asal Cina itu sifatnya ringan, seperti nyeri, kelelahan, sampai batuk, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.
 
"Efek samping yang dijumpai dalam uji klinik adalah efek samping lokal yang ringan, seperti nyeri atau kemerahan di tempat suntikan, dan efek samping sistemik berupa sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, diare dan batuk. Efek-efek samping ini segera membaik dan umumnya tidak memerlukan pengobatan," jelasnya. 

Zullies menyebut munculnya KIPI adalah tanda bahwa vaksinnya tengah bekerja.

"KIPI secara umum bersifat ringan sampai sedang dan bersifat individual, dan adanya KIPI juga menunjukkan bahwa vaksinnya sedang bekerja," tambahnya lagi.

Bila KIPI yang dirasakan gejalanya berat, Zullies menyarankan agar orang tersebut segera melaporkan ke kontak yang tersedia.

"Jika ada KIPI yang dirasa berat, segera saja dilaporkan kepada kontak yang sudah diberikan untuk bisa segera mendapatkan penanganan. Selain ditangani, KIPI juga akan dievaluasi oleh Komite KIPI terkait dengan hubungan kausalitasnya dengan vaksin sehingga bisa menjadi data yang berharga dalam program vaksinasi," tutupnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait