URstyle

Efek Samping Vaksinasi COVID-19 dan Cara Mengatasinya

Kintan Lestari, Rabu, 4 Agustus 2021 12.45 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Efek Samping Vaksinasi COVID-19 dan Cara Mengatasinya
Image: Ilustrasi lansia disuntik vaksin COVID-19. (Freepik/user12166629)

Jakarta - Pemerintah tengah menggencarkan program vaksinasi COVID-19 pada masyarakat Indonesia.

Vaksin dari berbagai merek pun digunakan untuk mempercepat program tersebut, di antaranya Sinovac, Sinopharm, AstraZeneca, sampai Moderna.

Sayangnya masih banyak orang yang enggan divaksin. Penyebabnya karena takut akan efek samping dari vaksin atau yang disebut juga dengan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). 

Lantas, seperti apa KIPI vaksin COVID-19? Berbahayakah? Berikut penjelasannya!

Efek Samping Vaksinasi COVID-19

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) lewat Buku Saku Tanya Jawab Seputar Vaksinasi COVID-19 secara umum menyatakan kalau efek samping yang muncul setelah divaksin, menggunakan vaksin merek apapun, beragam. Namun kebanyakan efek samping bersifat ringan.

Ada beberapa reaksi yang muncul pada tubuh setelah seseorang divaksin, yakni sebagai berikut:

1. Reaksi lokal, seperti nyeri, kemerahan, bengkak pada tempat suntikan dan reaksi lokal lain yang berat, misalnya selulitis.

2. Reaksi sistemik seperti demam, nyeri otot seluruh tubuh (myalgia), nyeri sendi (atralgia), badan lemah, dan sakit kepala.

3. Reaksi lain, seperti alergi misalnya urtikaria (biduran/ruam kulit), oedem, reaksi anafilaksis, dan syncope (pingsan).

Bila muncul reaksi seperti  seperti nyeri, bengkak dan kemerahan pada tempat suntikan, petugas kesehatan akan menganjurkan penerima vaksin untuk melakukan kompres dingin pada area yang disuntik dan meminum obat paracetamol sesuai dosis. 

1627566128-HakanGerman.jpgSumber: Ilustrasi vaksin COVID-19. (Pixabay/HakanGerman)

Cara Mengatasi

Efek samping dari vaksinasi bersifat segera dan sementara, sehingga kebanyakan hilang dengan sendirinya. Kalau sampai demam, maka bisa diatasi dengan meminum parasetamol.

Kalau reaksi yang muncul demam, penerima vaksin disarankan minum lebih banyak, menggunakan pakaian yang nyaman, kompres atau mandi air hangat, dan meminum obat paracetamol sesuai dosis. 

Untuk mengantisipasi terjadinya KIPI serius, biasanya penerima vaksin diminta untuk tetap tinggal di lokasi vaksinasi selama 30 menit usai divaksin untuk melihat reaksi yang muncul. 

Meski muncul keluhan-keluhan setelah vaksin, namun sejumlah pihak menyatakan manfaat vaksin jauh lebih besar dibandingkan risiko sakit karena terinfeksi bila tidak divaksin.

Dan bila ada kasus KIPI yang muncul, baik ringan maupun serius, bisa melaporkan ke petugas kesehatan di layanan vaksinasi, puskesmas terdekat, maupun Komite Nasional Pengkajian dan Penanggulangan KIPI.

Untuk vaksin AstraZeneca yang kabarnya menyebabkan pembekuan darah, para ahli masih menyelidiki hal tersebut. Namun, kasus pembekuan darah merupakan kasus yang jarang sekali terjadi. Oleh sebab itu, AstraZeneca mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM).

Terakhir perlu diingat ya, Urbanreaders. Vaksin COVID-19 tidak membuat kebal dari virus corona, namun vaksin hanya akan mengurangi dampak yang ditimbulkan jika tertular COVID-19.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait