Dituding Lakukan Kekerasan ke ART, Desire dan Bams: Itu Fitnah!

Jakarta - Konflik rumah tangga Hotma Sitompul dan Desiree Tarigan kian melebar. Kali ini, seorang asisten rumah tangga (ART) berinisial I yang telah bekerja untuk keduanya selama lebih dari tiga tahun melaporkan Desiree dan Bams ke polisi usai mendapat perlakuan tak menyenangkan dari keduanya.
ART ini mengaku mendapat perlakuan tak menyenangkan pada 24 Februari 2021. Saat itu, ia mengaku disekap dan sempat mendapatkan kekerasan fisik juga. Bahkan handphonenya pun ikut disita.
"HP saya disita dua hari sama orang-orang di rumah sana. Saya dicaci maki terus pada saat itu tanggal 24 Februari saya tidak diperbolehkan keluar dari rumah. Saya di dalam kamar pun diawasi terus sama dua orang itu. Mau masuk kamar mandipun saya harus minta izin sama dua orang itu. Sampi HP saya pun dikeloni sama mereka," kata I kepada wartawan usai menyambangi Komnas Perempuan, Kamis (8/4/2021).
Meski enggan menyebut secara gamblang siapa saja yang melakukan hal ini kepadanya, I menyebutkan beberapa inisial. Di antaranya ada N, S, serta D dan B yang merupakan anak dan orang tua.
"Dikasih makan iya tapi gak boleh kemana-mana. Tanggal 24-25 Februari. 25 pagi saya diktain binatang sama orang yang D. Saya diancam mau dibawa ke penjara sama D ini. HP saya diambil lagi sama B. Saya diancam sama si B dibawa ke hukum dengan suara yang keras dan kasar," jelasnya.
Ia menduga hal tersebut dilakukan lantaran Desiree ingin melihat isi chatting I dengan M, orang yang diakui I sebagai orang yang sering menjalin komunikasi dengannya.
Menanggapi hal tersebut, Desiree dan Bams yang juga mengunjungi Komnas Perempuan bersama tim kuasa hukumnya pun angkat bicara.
"Itu fitnah, tidak benar," kata Desire kepada wartawan.
"Tidak ada (penyekapan ataupun merampas handphone ART). Nanti kita buktikan," lanjutnya.
Senada dengan sang Ibu, Bams pun hanya meminta kita untuk menunggu. Apalagi kasus tersebut sudah dilaporkan ke kepolisian.
"Nanti dilihat saja. Ini kan semua urusan polisi kan sudah dilaporin, nanti lihat saja karena kalau kejadiannya sampai kami buka akan cukup memalukan untuk pihak sana. Kami juga punya bukti-bukti soalnya. Jadi kalau itu jadi konsumsi publik, lumayan memalukan pihak sana," tegasnya.