Drakor 'Snowdrop' Tuai Banyak Petisi, Dikritik karena Pemilihan Tokoh

Jakarta - Drama Korea (drakor) ‘Snowdrop’ diprotes masyarakat karena distorsi sejarah.
Penulis ‘Snowdrop’, Yoo Hyun Mi, juga ikut dikritik karena dituding menggunakan tokoh sejarah sebagai karakternya. Karakter yang dimaksud adalah ayah Im Su Ho.
Dia digambarkan sebagai peraih medali ternama di Berlin yang mengalami penindasan sehingga tidak bisa kembali ke Korea Selatan.
Penonton menemukan banyak kesamaan antara tokoh tersebut dengan Yun Isang, komposer ternama Korea Selatan yang pernah menerima medali Goethe.
Dia dilarang kembali ke Korea Selatan sehingga sering melakukan perjalanan bolak-balik antara Korea Utara dan Jerman. Karena hal ini, dia dituduh melakukan spionase dan diculik oleh badan intelijen Korea Selatan (National Intelligence Service) pada 1967.
Pada tahun tersebut, banyak siswa Korea-Jerman yang dicurigai sebagai mata-mata. Yun Isang disiksa dan dipenjara. Kala itu, banyak artis menandatangani petisi di seluruh dunia untuk pembebasannya.
Selain ayah Su Ho, Hyun Mi juga pernah dikritik karena menamai tokoh utama wanita ‘Snowdrop’ Young Cho. Melansir Soompi, Young Cho bukan nama wanita yang umum di Korea Selatan. Nama tersebut juga dikenal sebagai salah satu tokoh sejarah pada era Gerakan Demokratik di Korea Selatan.
Young Cho adalah anggota gerakan yang berjuang keras untuk gerakan demokrasi. Suami Young Cho disiksa sampai mati karena tuduhan palsu sebagai mata-mata.
Ironisnya, dalam ‘Snowdrop’ Im Su Ho adalah mata-mata yang menyamar sebagai mahasiswa yang ikut demo pro gerakan demokrasi. Akibat banyaknya protes dari penonton, Hyunmi akhirnya mengubah nama karakter Young Cho akhirnya diubah menjadi Young Ro.
Diberitakan sebelumnya, ‘Snowdrop’ mendapat 20 ribu petisi dari masyarakat Korea Selatan untuk membatalkan penayangan drama tersebut.