URtainment

Mengenal Gambang Rancag, Seni Pantun Khas Betawi

Shelly Lisdya, Selasa, 9 Agustus 2022 13.07 | Waktu baca 5 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Mengenal Gambang Rancag, Seni Pantun Khas Betawi
Image: (Kemendikbudristek)

Jakarta - Masyarakat Betawi memiliki banyak kesenian, salah satunya adalah kesenian gambang rancag. Namun, tahukah Urbanreaders apa itu gambang rancag?

Mengutip laman Kemendikbud, Selasa (9/8/22), kesenian gambang rancag berupa rancag atau pantun berkait yang dinyanyikan dan ditampilkan dalam bentuk teater tutur dengan akting tertentu dan menggunakan iringan orkes gambang kromong. 

Sejarah Gambang Rancag

Kesenian ini dikenal di kalangan masyarakat Betawi pinggiran Kota Jakarta yang berkembang baik pada periode sebelum tahun 1930. Pada waktu itu kesenian ini cukup disenangi dan merupakan pertunjukan panggilan pada waktu hajatan. 

Namun dengan perkembangan zaman, penggemar kesenian ini mulai berkurang bahkan tidak ada lagi orang yang menanggap kesenian ini. Para seniman gambang rancag akhirnya berkeliling dari kampung ke kampung dengan cara mengamen. 

Kesenian gambang rancag sekarang ini hidup segan mati pun tak mau dan seniman rancag juga mulai berkurang. Rancag menggunakan gambang sebagai instrumen pokok dalam gambang kromong yang digunakan untuk mengiringi nyanyian sebagai sarana penampilan cerita dalam pantun berkait. Memiliki aspek-aspek seni sastra, musik, dan seni tari, dan teater. 

Pementasan Gambang Rancag

Pergelaran gambang rancag dilakukan oleh dua orang atau lebih juru rancag yang menceritakan dengan cara bernyanyi (melagu) dan diiringi orkes gambang kromong. Sejak awal perkembangannya, kesenian ini memeriahkan pesta dalam lingkup terbatas dan dipentaskan tanpa panggung.

Kesenian ini berawal dari gambang kromong yang mendapat pengaruh dari Cina. Pengaruh itu tampak dari alat musiknya, melodi, tema cerita, dan para pelakunya yang kebanyakan dari Cina peranakan. 

Alat musiknya antara lain gambang, kenong, gendang, kecrek, gong dan alat musik Cina seperti tehyan, kongahyang, dan shukong. Instrumen yang tergabung dalam gambang rancag terbuat dari bambu (suling), kayu (gendang), dan resonator seperti sukong, perunggu (kromong, gong, kecrek), dan kulit (kendang). 

Sedangkan lagu yang ditampilkan dibedakan menjadi lagu pembukaan, lagu phobin, lagu sayur sebagi lagu selingan, serta lagu rancag sebagai lagu pokok. Lagu yang sering diperdengarkan baik lagu pembukaan maupun pengiring cerita antara lain; Jali-Jali, Surilang, Persi, Lenggang Kangkung, Cente Manis, Stambul Siliwangi, Gelatik Ungu, Liro, Phobin Kongjilak Perempuan, Sipatmo, Macutay, Cutaypandan, dan lain-lain.

Dalam pergelaran gambang rancag ada 3 bagian. Bagian pembukaan diisi dengan lagu instrumentalia yang disebut phobin. Bagian ini berfungsi mengumpulkan penonton. Setelah itu lagu sayur yang berfungsi sebagai selingan sebelum ngerancag dimulai. 

Setelah itu lagu ngerancag. Ngerancag bukan pekerjaan mudah, seorang perancag selain mampu bernyanyi harus pula menyusun pantun dan hafal cerita yang akan dibawakan. 

Dia harus hafal cerita si Pitung, si Angkri, dan si Jampang, dan lain-lain. Saat ini ahli merancang dapat dihitung dengan jari yang masih bertahan antara lain Samen, Main, Samad odo, Jali Jalut, Entong Dale, dan Amsar. 

Adapun tema lirik dan lagu dalam gambang rancag antara lain berisi nasihat, kesetiaan, kasih sayang, perjuangan, sedih, dan jenaka. Sedangkan pakaian yang dikenakan oleh perancag adalah: kemeja, jas, celana, kain sarung, dan peci serta pemain musik mengenakan pakaian piyama (baju piyama) dan peci. 

Namun saat ini lebih sering menggunakan baju muslim (koko). Aspek cerita dalam gambang rancag mengambil cerita rakyat di daerah Betawi (ibukota Jakarta) di antaranya: Aria Prabangsa, Ma Wiratanudatar, Asal Mula Kelenteng Ancol, Bang Martian Kalipasir, Begawan Pulsaren, Begawan Sak Bek Mann, Conat, Datuk Tonggara, Jurag Going, Ki Bondot, Ki Mandureja.

Kemudian Mirth Marunda, Murtado Macau Kemayoran, Nene Jenab dan Buaya Buntung, Orang Bujan Bujang Karem, Orang Derep, Orang di Bu Pancuran Pangeran, Raden Kartadria, Rosins Sampik dan Intay, Si Angkri, Si Duleh, S Jampang, Si Pitung, Saida, Singa Betina, Tua Tanah Kedawung, dan sebagainya. 

Lakon Gambang Rancag

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait