URtainment

Sadis, Model dan Influencer Asal Hong Kong Abby Choi Tewas Dimutilasi

Tim Urbanasia, Senin, 27 Februari 2023 11.53 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Sadis, Model dan Influencer Asal Hong Kong Abby Choi Tewas Dimutilasi
Image: Model dan Influencer, Abby Choi yang dibunuh oleh mantan suaminya. (Instagram @xxabbyc)

Jakarta - Seorang Model serta Influencer Asal Hong Kong, Abby Choi mengalami nasib tragis. Pasalnya, ia dibunuh dan dimutilasi oleh mantan suaminya sendiri bernama Alex Xong.

Pembunuhan dan mutilasi terhadap Choi diketahui setelah potongan kaki Abby ditemukan di dalam lemari es rumah kontrakan mantan suaminya yang terletak di Desa Lung Mei, Hong Kong pada Jumat, (24/2/2023) lalu.

Setelah menemukan jenazah Abby, polisi menangkap mantan suaminya yang sempat kabur pada Sabtu (25/2/2023). 

Selain itu polisi juga menangkap ayah dan kakak laki-laki Alex. Mereka diduga ikut merencanakan dan melaksanakan pembunuhan terhadap Choi.

Abby Choi Dilaporkan Hilang

Sebelum penemuan potongan tubuh, Abby Choi yang baru berusia 28 tahun itu sempat dilaporkan hilang pada Selasa (21/2/2023). 

Sebelum hilang, Choi  diketahui pergi bersama mantan kakak iparnya yang juga sopir pribadinya itu. Mereka pergi untuk menjemput seorang anak dan menjalani jadwal kegiatan.

Maka dari itu polisi mencari informasi mengenai hilangnya Abby melalui keluarga mantan suaminya, namun mereka memberikan keterangan palsu. 

Dari situlah polisi akhirnya mendatangi kontrakan mantan suami Abby yang terletak di Desa Lung, dan menemukan potongan kaki.

Selain itu, polisi juga menemukan beberapa potongan tubuh di dalam sebuah panci sup.

Polisi juga menemukan beberapa barang yang diduga digunakan untuk menghabisi dan memutilasi Choi.

"Alat yang digunakan untuk memotong-motong tubuh manusia ditemukan di flat, termasuk penggiling daging, gergaji mesin, jas hujan panjang, sarung tangan, dan masker," kata inspektur dari unit kejahatan regional Kowloon West, Alan Chung.

Alan Chung juga mengatakan bahwa mereka masih mencari kepala, dada, dan tangannya, yang diyakini dibuang di lokasi yang berbeda.

Inspektur menambahkan motif yang mungkin menjadi penyebab pembunuhan ini terjadi.

"Seseorang tidak setuju dengan bagaimana korban menangani asetnya, yang menjadi motif untuk membunuh,” ujar Alan.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait