URnews

FAA Ingatkan Korosi Pesawat, Pakar Aviasi: Tak Relevan dengan SJ 182

Healza Kurnia H, Minggu, 10 Januari 2021 15.39 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
FAA Ingatkan Korosi Pesawat, Pakar Aviasi: Tak Relevan dengan SJ 182
Image: Pesawat Sriwijaya Air. (dok. Sriwijaya Air)

Jakarta - Kasus kecelakaan yang menimpa pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dan dikabarkan hilang kontak lalu jatuh di Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1/2021) kini dikaitkan dengan masalah korosi. 

Hal ini pun muncul lantaran publik sempat mendapat kabar bahwa regulator penerbangan sipil Amerika Serikat (Federal Aviation Adminstration/ FAA) pada Juli 2020 telah memperingatkan maskapai penerbangan yang masih menggunakan seri klasik Boeing 73 (seri 300 hingga 500), seperti yang masih digunakan oleh Sriwijaya Air SJ 182 berjenis 737-524.

Dilansir berbagai sumber, FAA saat itu memperingatkan agar maskapai penerbangan melakukan pemeriksaan dengan seksama setelah mereka menemukan korosi pada katup pemeriksaan udara (air check valves). Terlebih apabila pesawat tidak dioperasikan selama lebih dari seminggu.

Korosi pada pesawat dapat memicu skenario terburuk selama terjadinya penerbangan hingga bisa menyebabkan kerusakan pada mesin ganda.

Merujuk pada Petunjuk Kelayakan Udara Darurat (Emergency Airworthiness Directive/EAD) khusus pesawat Boeing seri 737, sebagian besar pesawat mengalami katup udara pembuangan mesin yang tidak bisa terbuka dengan baik.

EAD mengatakan jika katup udara terbuka saat lepas landas,maka dapat tersangkut dalam posisi terbuka selama penerbangan dan gagal menutup. Setelah itu kompresor pun akan macet dan tidak bisa diperbaiki, sehingga mesin tidak dapat dihidupkan kembali.

EAD pun menegaskan bahwa meski hanya satu mesin yang mengalami kerusakan akibat korosi, bakal memengaruhi mesin lainnya dan risikonya jauh lebih dari serius.

Akan tetapi, hal ini kemudian ditampik oleh salah seorang pakar teknik aviasi yang juga sekaligus Founder Dirgantara Muda, Ahmad Arafat.

Kepada Urbanasia, Arafat mengatakan bahwa apabila data-data yang ditampilkan oleh Flightradar24 valid, maka tampaknya hal ini menjadi kurang bisa dikaitkan dengan masalah korosi.

"Korelasi sama masalah korosi menjadi kurang relevan mengingat data-data tersebut menunjukkan adanya masalah Flight Control (kemudi pesawat). Tentu ini hal yang berbeda dengan isu korosi di pesawat maupun rekomendasi untuk pesawat long parking/storage," jelasnya pada Minggu (10/1/2021).

1610270845-ABS-Data-Filght-SJ-182.jpegSumber: ABS Data Flight SJ 182. (Flightradar24.com)

"Data Flight radar di atas mengatakan pesawat secara otomatis bergerak dan kemudian tidak terkontrol secara YAW. Nah, ini yang kemudian diduga pilot kehilangan kontrol atau tidak sadar (incapacitated) dikarenakan situasi kokpit yang bisa dibilang sangat panik," papar Arafat.

Arafat juga menjabarkan adanya poin yang menjadi perhatian penting dalam data analisa yang dirilis Flightradar24 yakni, ditemukan adanya fungsi autopilot di ketinggian 10.000 kaki.

"Terkait indikasi data yang menunjukkan ada masalah moda gerak pesawat secara Yaw dan dengan autopilot aktif, menggambarkan bahwa permasalahan kehilangan kendali terbang di pesawat nahas itu terjadi di atas pesawat masih sedang melakukan climbing dengan mode Autopilot," jelas dia.

"Seperti kita ketahui, ketinggian jelajah (cruise altitude) umumnya bagi pesawat komersial sekelas Boeing ini adalah di 30,000 kaki. Namun baru mencapai ketinggian saat climbing 10,000 kaki pesawat malah tidak bisa meneruskan proses climbingnya dan malah kehilangan ketinggian (loosing altitude). Apakah ada masalah pada sistem kendali terbang pesawat yang terkait penerbangan mode autopilot ini yang juga dikombinasikan dengan permasalahan pada sistem SMYD (Stall Management Yaw Damper)? Apakah ketidakmampuan pilot mengendalikan lajugerak pesawat yang mengalami deselerasi sangat ekstrim terjadi karena kegagalan beberapa sistem secara simultan? Lantas ini menjadi poin kritis yang mungkin bisa dianalisa lebih lanjut," ungkapnya panjang lebar.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait