URstyle

Fakta Varian Omicron XBB, Penyebab Lonjakan COVID-19 di Singapura

Griska Laras, Selasa, 18 Oktober 2022 14.18 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Fakta Varian Omicron XBB, Penyebab Lonjakan COVID-19 di Singapura
Image: Ilustrasi COVID-19 (Freepik/kjpargeter)

Jakarta – Sub varian Omicron XBB atau BA.2.10 sedang menjadi perhatian dunia. Varian baru COVID-19 ini disebut-sebut menjadi penyebab lonjakan kasus di Singapura. 

Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) melaporkan peningkatan rata-rata kasus lokal sebanyak 7.716 dalam seminggu terakhir. Menurut keterangan Menteri Kesehatan, Ong Ye Kung, sub varian XBB mendominasi kasus lokal pada periode 3-9 Oktober. 

Lantas, apa itu sub varian XBB dan seberapa bahaya strain baru ini? Berikut Urbanasia rangkum fakta - faktanya. 

1. Terdeteksi di 17 Negara 

Varian Omicron XBB pertama kali terdeteksi pada Agustus 2022 di India dan dengan cepat menyebar ke sejumlah negara. 

Sebelum masuk ke Singapura, varian virus ini sudah terdeteksi di 17 negara, seperti Australia, Denmark, India, Jepang, Bangladesh, dan Amerika Serikat. 

Direktur Eksekutif Institut Bio Informatika ASTAR, Dokter Sebastian Maurer-Stroh, menjelaskan kemunculan pertama varian XBB didokumentasikan di GISAID, beberapa minggu sebelum kasus pertama di Singapura. 

2. Lebih Cepat Menular 

Seperti varian Omicron lain, XBB dianggap sangat menular. Kementerian Kesehatan Singapura mencatat bahwa varian tersebut mendominasi 55 persen dari kasus COVID-19 di negara itu. Ong menyebut sub varian ini meningkat pesat dalam waktu yang sangat singkat. 

“Ini (XBB) telah terdeteksi di berbagai negara, tapi di Singapura kasus COVID-19 akibat subvarian ini meningkat dengan sangat cepat, hanya dalam waktu tiga minggu. Sekarang lebih dari setengah kasus harian didominasi sub varian ini,” kata Ong. 

Senada dengan Ong, Spesialis Penyakit Menular di Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena, Dokter Leong Hoe Nam, menyebut varian tersebut berpotensi menggantikan sub varian BA.4 dan BA5. 

“Ini berpotensi menyebabkan lebih banyak infeksi karena menyebar lebih cepat daripada jenis yang ada,” jelas Leong seperti dikutip Channel NewsAsia, Selasa (18/10/2022). 

3. Gejala 

Belum ada penelitian yang membuktikan bahwa varian ini menyebabkan gejala yang parah. Sejauh ini, Departemen Kesehatan Singapura melaporkan mayoritas pasien Omicron XBB mengalami gejala ringan, terutama mereka yang sudah divaksin. 

Gejala Omicron XBB meliputi, demam, sakit tenggorokan, batuk, pilek, kelelahan, kedinginan, mual, muntah, diare, hingga anosmia. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait