URstyle

Pakar Unair: Prokes dan Vaksin Cegah Omicron BA.4 dan BA.5

Putri Rahma, Sabtu, 25 Juni 2022 19.18 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Pakar Unair: Prokes dan Vaksin Cegah Omicron BA.4 dan BA.5
Image: Ilustrasi Omicron (Reuters via Antara)

Jakarta - Kasus COVID-19 varian terbaru yaitu Omicron subvarian BA.4 dan BA. 5 sudah terdeteksi di indonesia. Meskipun pasien meninggal relatif tergolong rendah, namun bukan berarti masyarakat bisa melonggarkan protokol kesehatan.

Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR), Laura Navika Yamani menjelaskan bahwa varian baru COVID-19 omicron subvarian BAa.4 dan BA.5 ini pertama kali ditemukan di Afrika Selatan.

Laura juga menuturkan bahwa terdapat delapan kasus yang ditemukan di Indonesia, dan tiga diantaranya berasal dari kasus impor. Selain itu, kasus transmisi lokal juga terdeteksi di Bali dan Jakarta. 

“Dari delapan kasus tersebut, tiga orang yang teridentifikasi merupakan kasus impor dari Mauritius, Amerika Serikat (AS), dan Brazil. Sementara sisanya merupakan kasus transmisi lokal,” ucap laura. 

Ia juga menambahkan jika kasus Covid BA.4 dan BA.5 yang terdeteksi di Bali dan Jakarta ini tidak berjalan dan merasakan gejala ringan, sedangkan satu penderita merasakan gejala sedang. 

Dikabarkan jika terdapat dua penderita yang terdeteksi BA.4 dan enam penderita terjangkit BA.5. 

“Dari temuan kasus itu, dua penderita dilaporkan terpapar Omicron BA.4 dan sementara enam penderita terpapar Omicron BA.5. Mereka sudah menerima vaksin Covid-19 dosis lengkap, booster atau tiga dosis, bahkan ada yang empat dosis,” tutur laura. 

Laura menegaskan tindak pencegahan yang bisa dilakukan untuk saat ini adalah tetap menjaga protokol kesehatan (prokes) dan menjalankan vaksinasi. 

“Tindakan pencegahan COVID-19 dengan varian apa saja masih sama dengan sebelumnya. Protokol kesehatan masih terus menjadi kunci yang penting dan tentunya vaksinasi yang perlu didorong terutama untuk vaksin booster yang cakupannya masih rendah di bawah 30 persen,” ucap laura. 

Menurutnya, antibodi yang terbentuk pasca vaksinasi dapat berkurang dengan periode waktu lebih dari 6 bulan, maka dari itu perlu adanya peningkatan antibodi untuk memperkuat daya tahan tubuh terhadap kemungkinan varian baru yang muncul.

Laura menganggap jika subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 ini lebih ringan daripada varian Delta. Kenaikan akibat kemunculan BA.4 dan BA.5 di Indonesia sebagian besar adalah transmisi lokal. 

Laura menambahkan bahwa hingga saat ini belum ada kematian yang disebabkan oleh virus Omicron BA.4 dan BA.5. 

“Kabar baiknya, severitas rendah, dan tidak ditemukan kematian. Di Afrika Selatan sudah mencapai puncak dari BA.4 dan BA.5. Tinggi puncak kasusnya sekitar ⅓ dari puncak omicron BA.1. CFR hanya 5 per 100.000 kasus positif, dibandingkan dengan CFR pada subvarian sebelumnya yang 1-4 per kasus seratus kasus,” tutupnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait