Fashion Streetwear, dari Gaya Jalanan Kini Jadi Simbol Kemewahan

Jakarta - Gaya mode jalanan atau yang lebih dikenal dengan sebutan streetwear sudah jadi mode arus utama selama beberapa dekade terakhir. Dari gaya berpakaian ‘anak jalanan’, streetwear menjelma jadi simbol kemewahan yang eksklusif. 

Streetwear sendiri diartikan sebagai gaya pakaian ‘casual yang fashionable’, yang identik dengan kaos grafis, jeans longgar, dan sepatu kets. Gaya pakaian ini lahir dari kultur hip-hop, surfboard, dan skateboard di Los Angeles sekitar tahun 70-an. 

Streetwear di Era 80-an dan 90-an 

Popularitas streetwear di era 80-an dan 90-an tidak lepas dari munculnya subkultur skateboard di kota-kota besar Amerika dan Jepang. Kala itu, komunitas ini tidak punya fashion yang menandakan identitas mereka. 

Shawn Stussy dianggap sebagai pelopor gaya streetwear. Stussy awalnya menjual papan selancar yang dia produksi sendiri karena kecintaannya pada surfing. Sama sekali tidak ada niat membuat pakaian yang kini populer di seluruh dunia. 

Awal kesuksesannya di bidang streetwear bermula saat dia mencetak kaos Hanes hitam dengan logo Stussy. Kaos dengan logo Stussy itu dia tampilkan dalam pameran dagang bersama dengan papan surfing buatannya.

Tak disangka, kaos itu lebih menyita perhatian para pengunjung dibandingkan dengan papan seluncurnya. Setelah keberhasilan Stussy, gaya streetwear mulai merambah ke berbagai belahan dunia.  

Pada 1994, sebuah peristiwa bersejarah di dunia streetwear terjadi dengan munculnya brand Supreme yang didirikan James Jebbia. Saat itu, tidak ada yang menyangka Supreme akan menjadi brand mewah dan eksklusif di kalangan pecinta streetwear di seluruh dunia dan mampu bersaing dengan Gucci, Balenciaga, dan Louis Vuitton. 

Streetwear kini sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dunia fashion. Kini banyak brand kelas dunia yang mengadopsi tema streetwear untuk produk-produknya.