URnews

Fenomena Gerhana Bulan Total Bertepatan dengan Hari Raya Waisak

Shelly Lisdya, Senin, 24 Mei 2021 14.59 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Fenomena Gerhana Bulan Total Bertepatan dengan Hari Raya Waisak
Image: Ilustrasi - Super Blood Moon. (Pinterest/the conversation)

Jakarta - Urbanreaders, buat kamu yang suka fenomena astronomi, 26 Mei 2021 akan terjadi Gerhana Bulan Total (GBT) atau Super Blood Moon.

Secara global, GBT akan terlihat di Asia Timur, Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru, Oseania dan sebagian besar benua Amerika kecuali Kanada bagian Timur, Kepulauan Virgin sampai dengan Trinidad-Tobago, Brazil bagian timur, Guyana, Suriname dan Guyana Prancis. 

Gerhana juga akan terlihat di Indonesia yang juga bertepatan dengan Hari Raya Waisak, namun Lapan menyebut, hanya wilayah Indonesia Timur yang bisa melihat fenomena ini.

Nah, menariknya, GBT kali ini akan sangat spesial. Hal ini disebabkan, karena gerhana Bulan kali ini beriringan dengan terjadinya Perige.

Melansir dari laman Lapan, Perige merupakan fenomena ketika Bulan berada di jarak terdekatnya dengan Bumi.

Sementara puncak terjadinya GBT di Indonesia pada pukul 18.18.43 WIB. Dan terjadinya Perige pada pukul 08.57.46 WIB.

Dengan demikian, GBT kali ini bisa disebut dengan Bulan Merah Super, mengingat lebar sudutnya yang lebih besar, yakni 13,77 persen dibandingkan dengan ketika berada di titik terjauhnya (Apoge).

Sementara kecerahannya lebih terang 15,6 persen dibandingkan dengan rata-rata atau 29,1 persen lebih terang dibandingkan dengan ketika Apoge.

Hanya saja, durasi fase total gerhana kali ini cukup singkat, yakni 14 menit 30 detik.

GBT kali ini juga bertepatan dengan detik-detik Waisak, yakni pada 15 suklapaksa (paroterang) Waisaka 2565 Era Buddha yang jatuh pada 26 Mei pukul 18.13.30 WIB.

Detik-detik Waisak terjadi ketika Purnama Waisak atau disebut juga Waisaka Purnima yang selalu jatuh pada tanggal 15 suklapaksa di bulan Waisaka.

Pada saat bulan purnama, Matahari dan Bulan akan berada dalam satu garis lurus, sedemikian rupa sehingga cahaya Matahari dapat menerangi permukaan Bulan secara maksimal dengan bumi berada di antara keduanya. Jadi, Matahari dan Bulan membentuk sudut 180° satu sama lain dalam peredarannya.

Berikut rincian waktu terjadinya GBT

- Awal Penumbra: Pukul 15.46.12 WIB/16.46.12 WITA/17.46.12 WIT terjadi di Papua dan Kepulauan Aru.

- Awal Sebagian: Pukul 16.44.37 WIB/17.44.37 WITA/18.44.37 WIT terjad di Papua, Papua Barat, Maluku (kecuali kep. Aru), Maluku Utara, Sulawesi Utara, sebagian Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan NTT.

- Puncak Gerhana: Pukul 18.18.43 WIB/19.18.43 WITA/20.18.43 WIT terjadi di Seluruh Indonesia kecuali Aceh, Pulau Nias, dan sebagian Sumatera Utara.

- Akhir Total: Pukul 18.27.57 WIB/19.27.57 WITA/20.27.57 WIT terjadi di seluruh Indonesia.

- Akhir Sebagian: Pukul 19.52.49 WIB/20.52.49 WITA/21.52.49 WIT terjadi di seluruh Indonesia.

- Akhir Penumbra: Pukul 20.51.16 WIB/21.51.16 WITA/22.51.16 WIT terjadi di seluruh Indonesia.

Tak hanya itu, fenomena GBT yang bersamaan dengan Hari Raya Waisak dalam seabad terakhir, pernah terjadi pada 24 Mei 1910, 14 Mei 1938, 14 Mei 1957, 25 Mei 1975, dan 16 Mei 2003.

Fenomena ini akan terjadi kembali pada 26 Mei 2040, 7 Mei 2050, 6 Mei 2069, 17 Mei 2087 dan 29 Mei 2106.

Pada abad 21 akan terjadi dua kali Bulan Super Merah yang bertepatan dengan Hari Raya Waisak, yakni pada 16 Mei 2023.

Bulan Super Merah yang bertepatan dengan Hari Raya Waisak, pernah terjadi sebanyak empat kali pada abad ke-19, yakni pada 10 Mei 1808, 21 Mei 1826, 1 Juni 1844 dan 21 Mei 1845.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait