URtech

Fenomena Hari Tanpa Bayangan Akan Terjadi di Indonesia, Catat Tanggalnya!

Priscilla Waworuntu, Sabtu, 3 September 2022 14.28 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Fenomena Hari Tanpa Bayangan Akan Terjadi di Indonesia, Catat Tanggalnya!
Image: PIXABAY/avi_acl

Jakarta - Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (Lapan RI) memperkirakan adanya fenomena matahari tanpa adanya bayangan matahari. Fenomena ini di prediksi akan terjadi pada 7 September-21 Oktober 2022. Nah penyebutan untuk fenomena ini adalah Hari Tanpa Bayangan Matahari. 

Fenomena ini pada dasarnya adalah fenomena saat matahari melintasi berbagai wilayah di bumi, posisinya adalah 90 derajat tegak lurus tepat di atas kepala.

Akibatnya, tidak ada bayangan yang terbentuk dari benda tegak tak berongga di tengah hari. Sebenarnya ketika fenomena ini terjadi, tidak ada dampak yang signifikan yang akan mempengaruhi aktivitas manusia. Hal ini karena bumi kita memiliki lapisan atmosfer yang juga memiliki pengaruh signifikan. 

Kenapa Terjadi Fenomena Hari Tanpa Bayangan?

Indonesia terbentang dari 6 derajat lintang Utara (LU) hingga 11 derajat Selatan (LS) dan membelah garis khatulistiwa (0 derajat). Dengan lokasi geografis seperti ini, matahari akan berada di atas Indonesia ketika tengah hari pada pekan kedua bulan September hingga pekan ketiga bulan Oktober. 

Hal ini dikarenakan nilai deklinasi Matahari bervariasi antara +6 derajat hingga -11 derajat (6 derajat LU hingga 11 derajat LS) sejak pekan kedua bulan September hingga pekan kedua bulan Oktober. Deklinasi sendiri adalah sudut api antara lintasan semu harian matahari dengan proyeksi ekuator Bumi pada bola langit yang disebut juga ekuator langit. 

Nah karena nilai deklinasi matahari sama dengan lintang geografis wilayah Indonesia, maka matahari akan berada tepat di atas kepala saat tengah hari. 

Pada intinya, Hari Tanpa Bayangan Matahari ini bisa terjadi karena perspektif cahaya akibat Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan berada pada bujur yang sama sehingga terjadilah fenomena ini. 

Kapan Hari Tanpa Bayangan Terjadi?

Hari tanpa bayangan matahari terjadi dua kali setahun untuk daerah yang terletak di antara Garis Balik Utara (Tropic of Cancer; 23,4 derajat LU) dan Garis Balik Selatan (Tropic of Capricorn; 23,4 derajat LS). 

Sementara itu, untuk daerah yang terletak tepat di Garis Balik Selatan akan mengalami hari tanpa bayangan hanya sekali setahun yakni ketika Solstis Juni (21/22 Juni) maupun Solstis Desember (21/22/Desember). Di luar wilayah tersebut, matahari tidak akan berada di atas kepala kita (zenit) ketika tengah hari sepanjang tahun. 

Berikut daftar waktu kulminasi matahari di Indonesia saat terjadinya fenomena Hari Tanpa Bayangan:

Kawasan Indonesia Bagian Barat

Sabang: 7 September pada pukul 12.36.52 WIB
Banda Aceh: 8 September pada pukul 12.36.27 WIB 
Padang : 25 September pada pukul 12.10.21 WIB
Jambi: 27 September pada pukul 11.56.37 WIB
Gunungsitoli: 20 September pada pukul 12.23.11 WIB 
Medan: 14 September pada pukul 12.21.00 WIB 
Tanjungpinang: 20 September pada pukul 11.55.42 WIB 
Palembang: 30 September pada pukul 11.51.06 WIB 
Kep. Natuna: 13 September pada pukul 11.42.30 WIB 
Pontianak: 23 September pada pukul 11.35.10 WIB 
Sampit: 29 September pada pukul 11.18.38 WIB 
Palangkaraya: 29 September pada pukul 11.14.46 WIB 
Bengkulu: 3 Oktober pada pukul 12.00.04 WIB 
Bandar Lampung: 7 Oktober pada pukul 11.46.52 WIB 
Serang: 9 Oktober pada pukul 11.42.44 WIB 
Jakarta: 9 Oktober pada pukul 11.39.59 WIB 
Ujung Kulon: 10 Oktober pada pukul 11.45.44 WIB 
Pelabuhan Ratu: 10 Oktober pada pukul 11.40.37 
Bandung: 11 Oktober pada pukul 11.36.23 WIB 
Semarang: 11 Oktober pada pukul 11.25.08 WIB 
Surakarta: 12 Oktober pada pukul 11.23.14 WIB 
Pangandaran: 13 Oktober pada pukul 11.31.42 WIB 
Yogyakarta: 13 Oktober pada pukul 11.24.51 WIB 
Malang: 14 Oktober pada pukul 11.15.33 WIB
Surabaya: 12 Oktober pad pukul 11.15.34 WIB 
Banyuwangi: 14 Oktober pada pukul 11.08.39 WIB 
Kep.Kangean: 11 Oktober pada pukul 11.05.29 WIB 

Kawasan Indonesia Bagian Tengah 

Balikpapan: 26 September pada pukul 12.04.07 WITA 
Samarinda: 24 September pada pukul 12.03.33 WITA 
Tarakan: 14 September pada pukul 12.05.19 WITA 
Tanjung Selor: 16 September pada pukul 12.05.30 WITA 
Miangas: 8 September pada pukul 11.31.28 WITA 
Manado: 19 September pada pukul 11.34.30 WITA 
Toli-Toli: 20 September pada pukul 11.50.17 WITA 
Gorontalo: 20 September pad pukul 11.40.34 WITA 
Palu: 25 September pada pukul 11.25.18 WITA 
Mamuju: 30 September pada pukul 11.54.23 WITA 
Kendari: 3 Oktober pada pukul 11.39.05 WITA
Makassar: 6 Oktober pada pukul 11.50.29
Wakatobi: 7 Oktober pada pukul 11.33.35 WITA
Kep. Selayar: 9 Oktober pad pukul 11.55.42 WITA 
Denpasar: 15 Oktober pada pukul 12.04.59 WITA 
Mataram: 15 Oktober pada pukul 12.01.23 WITA 
Sumbawa Besar: 15 Oktober pada pukul 11.26.10 WITA 
Kupang: 20 Oktober pada pukul 11.30.25 WITA 
Rote Ndao: 21 Oktober pada pukul 11.32.26 WITA

Kawasan Indonesia Bagian Timur 

Sofifi: 21 September pada pukul 12.22.58 WIT 
Sorong: 25 September pada pukul 12.22.58 WIT 
Biak: 26 September pada pukul 11.47.08 WIT 
Manokwari: 25 September pada pukul 11.55.23 WIT
Jayapura: 29 September pada pukul 11.27.35 WIT
Ambon: 2 Oktober pada pukul 12.16.44 WIT
Nabire: 2 Oktober pada pukul 11.47.28 WIT 
Wakamena: 3 Oktober pada pukul 11.33.25 WIT 
Mimika” 5 Oktober pada pukul 11.40.59 WIT 
Merauke: 15 Oktober pada pukul 11.24.20 WIT.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait