URguide

Waduh! Fenomena 'Mati Kesepian' Landa Korea Selatan

William Ciputra, Jumat, 2 September 2022 14.26 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Waduh! Fenomena 'Mati Kesepian' Landa Korea Selatan
Image: Ilustrasi. (Freepik)

Jakarta - Korea Selatan menjadi salah satu negara maju yang dikenal banyak orang di dunia. Popularitas negara ini kian bertambah dalam beberapa waktu terakhir melalui Korean Pop atau KPop. 

Namun demikian, Korea Selatan bukan negara tanpa masalah. Beberapa waktu lalu, viral pemberitaan tentang banjir bandang yang melanda Seoul yang mengakibatkan 2.800 rumah dan bangunan terdampak. 

Nah, dalam ulasan ini kita akan membahas permasalahan lain yang sedang dihadapi Korea Selatan dari sisi sosial, yaitu fenomena ‘kesepian’ atau loneliness yang sedang melanda negara itu. 

Melansir Korea Herald, Jumat (2/9/2022), pada 28 Juni 2022 lalu seorang pria berusia 50 tahun ditemukan meninggal di rumahnya yang terletak di Gangseo-gu, Seoul. Dalam rumah itu terdapat kulkas kosong, bak cuci yang penuh bungkus mie instan, hingga pemberitahuan tagihan yang belum dibayar. 

Mirisnya, tidak ada orang lain yang tinggal di rumah tersebut selain pria itu. Penemuan mayat pria ini menambah daftar korban ‘mati kesepian’ di Korea Selatan. 

Angka Kesepian Meningkat

Berdasarkan catatan media tersebut, hampir sepertiga dari total rumah tangga di Korea Selatan hanya terdiri dari satu orang saja, tanpa pasangan maupun anak. 

Badan Statistik Korea mencatat, jumlah rumah tangga yang terdiri dari satu orang saja ini melonjak dari 5,39 juta pada tahun 2016 menjadi 6,64 juta pada tahun 2021. Artinya, terjadi lonjakan sebanyak 31,7 persen selama 5 tahun. 

Beberapa faktor turut menambah daftar orang-orang kesepian di Korea Selatan, dengan pandemi COVID-19 dan lockdown menjadi faktor terbesar dalam dua tahun terakhir. 

Temuan dari badan statistik ini turut dikonfirmasi dari survei yang digelar Gallup Korea yang berkolaborasi dengan media lokal Korea, Seoul Shinmun. Survei yang melibatkan 1.008 orang dewasa pada akhir Desember 2021 lalu menunjukkan sebanyak 45,9 persen dari mereka merasa ‘lebih kesepian’ sejak era pandemi. 

Sementara laporan Institut Riset dan Statistik pada 2021 menunjukkan bahwa perasaan kesepian di kalangan pria Korea meningkat dari 19,6 persen pada 2019 menjadi 21,2 persen pada 2021. Sedangkan pada wanita, hal itu meningkat dari 21,5 persen menjadi 23,4 persen dalam periode waktu yang sama. 

Terkait faktor kesepian di kalangan warga Korea Selatan juga diteliti oleh Asosiasi Psikologi Klinis Korea. Mereka melakukan survei terhadap 317 psikolog untuk mendiagnosis sejauh apa kesepiannya warga Korea. Hasilnya, para psikolog memberikan rata-rata 78 dari 100 poin. 

Responden dalam penelitian asosiasi ini mengaku peningkatan individualisme sebagai sebab utama fenomena kesepian di Korea dengan 62,1 persen. Faktor lain ada ketegangan antar kelas dan kemerosotan ekonomi, masing-masing mendapat 54,6 persen dan 48,3 persen. 

Kesepian Mematikan

Fenomena kesepian di Korea Selatan ini tentu menjadi warning bagi pemerintah setempat. Betapa tidak, sejumlah studi menyebutkan bahwa perasaan kesepian dapat merusak kesejahteraan fisik seseorang. 

Baru-baru ini, American Heart Association merilis jurnal ilmiah yang menyebutkan bahwa kesepian dapat meningkatkan risiko serangan jantung maupun stroke. 

“Ada bukti kuat yang menghubungkan isolasi sosial dan kesepian dengan peningkatan risiko kesehatan jantung dan otak yang lebih buruk,” kata penulis jurnal tersebut, Crystal Cene. 

Penelitian itu menemukan sebanyak 29 persen peningkatan risiko serangan jantung hingga kematian, dan 32 persen peningkatan risiko stroke. 

Sementara jurnal Trends in Cognitive Sciences yang terbit tahun 2020 merinci bagaimana isolasi sosial dan kesepian bisa memberikan dampak negatif terhadap kesehatan otak dan sistem imun tubuh. 

Para peneliti dalam jurnal tersebut menyimpulkan bahwa isolasi sosial dan kesepian secara langsung maupun tidak dapat menimbulkan konsekuensi terhadap kesehatan psikologis dan fisik, bahkan berdampak pula pada panjang pendeknya umur. 

“Singkatnya, kesepian dapat membunuh seseorang,” pungkas para peneliti tersebut. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait