URtainment

Film Doctor Strange 2 Dilarang Tayang di Arab Saudi, Kenapa?

Shelly Lisdya, Sabtu, 23 April 2022 09.51 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Film Doctor Strange 2 Dilarang Tayang di Arab Saudi, Kenapa?
Image: Poster film Doctor Strange in the Multiverse of Madness. (Marvel.com)

Jakarta - Sekuel "Doctor Strange in the Multiverse of Madness" dilaporkan mendapatkan larangan tayang di Arab Saudi.

Laporan The Hollywood Reporter, rumor tersebut mulai muncul di internet pada Jumat (22/4/22) pagi waktu setempat, sebelum informasi tersebut dikonfirmasi. Selain itu, terdapat rumor bahwa larangan itu juga berlaku di Kuwait, kendati belum dikonfirmasi.

Keputusan tersebut dikatakan terkait dengan masalah LGBTQ, menurut sumber di Timur Tengah, dengan sekuel baru yang memperkenalkan karakter America Chavez (diperankan oleh Xochitl Gomez ) yang sesuai penggambarannya dalam komik, adalah gay.

Homoseksualitas yang secara resmi ilegal di negara-negara TImur Tengah tersebut, film yang menampilkan referensi atau masalah LGBTQ seringkali gagal melewati sensor.

"Doctor Strange in the Multiverse of Madness" akan dirilis di pada 5 Mei sebagai bagian dari peluncuran globalnya. Sementara tiket tidak lagi tersedia di situs web bioskop di Arab Saudi, Kuwait dan Qatar, dan tiket dilaporkan hanya tersedia di Uni Emirat Arab.

Film ini mengikuti jejak "Eternals" (2021), yang dilarang di sebagian besar negara Timur Tengah pada November usai dimasukkannya pasangan sesama jenis dalam film dan superhero gay pertama MCU.

Kala itu, sensor telah meminta serangkaian pengeditan yang tidak bersedia dilakukan oleh Disney. Namun, versi yang diedit memang ditayangkan di Uni Emirat Arab.

Pada Januari, "West Side Story" juga dihentikan tayang di bioskop-bioskop di Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, Oman, dan Kuwait. Kali ini, sumber regional mengatakan bahwa keputusan itu karena karakter Anybodys, yang ditulis sebagai transgender dalam adaptasi baru dan diperankan oleh aktris non-biner Iris Menas.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait