URtrending

Ganjar Sebut Lonjakan Kasus Covid-19 di Jateng Gara-gara Pemudik

Nunung Nasikhah, Minggu, 29 Maret 2020 18.45 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Ganjar Sebut Lonjakan Kasus Covid-19 di Jateng Gara-gara Pemudik
Image: jatengprov.go.id

Semarang – Imbauan pemerintah untuk tidak pulang ke kampung halaman selama masa pandemic coronavirus disease (Covid-19) bukan tanpa alasan.

Melalui akun instagramnya @ganjarpranowo, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan secara tegas bahwa kasus pertama yang terjadi di Solo menjadi bukti tentang penyebaran Covid-19 di daerah sangat mungkin berasal dari wilayah episentrum seperti Jakarta.

“Pasien positif Corona pertama yang dirawat di Solo bisa jadi peringatan kita. Dia pengusaha yang ikut seminar di Bogor. Tertular virus di sana, lalu menulari isteri dan teman-temannya, dia sendiri akhirnya meninggal. Di Purbalingga, ada juga empat pasien positif Corona dan semuanya warga yang baru pulang dari Jakarta,” tandas Ganjar, Sabtu (28/3/2020).

Untuk itu, Ganjar memohon kepada para masyarakat untuk menahan diri agar tidak mudik dulu ke kampung halaman khususnya di Jawa Tengah.

Secara tersirat, Ganjar mengatakan bahwa lonjakan kasus positif Covid-19 di Jateng terjadi karena banyaknya pemudik yang datang dari wilayah episentrum.

“Bapak Ibu, mohon maaf kalau saya semakin keras mengingatkan panjenengan. Ini semua tidak lepas dari peningkatan virus Corona di Jateng yang sangat cepat,” katanya.

“Dalam tiga hari, pasien terkonfirmasi positif melonjak dari 19 orang menjadi 40 orang dan sudah ada 6 orang yang meninggal. Jumlah orang dalam pengawasan atau ODP (Orang dalam Pengawasan) naik drastis hingga 3.638 orang, serta pasien dalam pengawasan 294 orang,” tegasnya.

Kenaikan kasus yang terjadi secara signifikan terebut ia duga terjadi lantaran muncul lonjakan pemudik yang pulang ke wilayah Jawa Tengah.

Hingga 26 Maret 2020 saja, setidaknya ada 46.018 pemudik dari berbagai provinsi yang pulang ke Jawa Tengah. Mayoritas pemudik berasal dari Wonogiri yakni sebanyak 42.838 orang.

Selain itu, banyak pula pemudik yang pulang ke Kota Semarang dan sekitarnya sekitar 10.979 orang, di Cilacap ada 4.527, Jepara 2.164, dan masih banyak lagi yang pulang ke Tegal, Pemalang, Pekalongan, Kudus, Pati, Grobogan, Kabupaten Magelang, Purbalingga, Boyolali, Sragen dan di Karang Anyar.

Oleh karena itu, Ganjar mengimbau kepada seluruh masyarakat yang hendak pulang ke kampung halaman yang ada di Jawa Tengah untuk tidak mudik lebih dulu.

“Untuk yang kesekian kali, saya menghimbau dan mengingatkan kepada bapak ibu jika panjenengan (Anda) sayang sama keluarga di kampung, jika panjenengan semua pingin keluarga tetap sehat dan selamat, urungkan niat untuk pulang kampung, tidak usah pulang kampung,” ujar Ganjar.

Ia juga menegaskan bahwa jika tetap nekat pulang, sama saja membahayakan anak, istri atau suami serta mengancam seluruh hidup orang yang yang di sayangi termasuk orang tua yang sudah berumur senja.

Ganjar juga mengatakan bahwa jalan terbaik yang bisa kita lakukan sekarang adalah memutus persebaran virus dari kota-kota ke desa melalui agenda mudik atau pulang kampung.

“Bapak/Ibu yang ada di Jakarta, Anda tahu tentu saja ibu kota adalah zona merah corona kita tidak tahu siapa yang sudah terpapar. Mungkin saya, Anda, teman atau keluarga kita,” tandasnya.

“Artinya bapak/ibu mungkin saja sudah tertular, sudah positif corona tapi tidak mengetahuinya. Sebab sebagian penderita memang tidak merasakan gejala dan jika Anda sudah mengidap corona lalu Anda nekat pulang, Anda bisa menulari teman seperjalanan di bus, di kereta ataupun angkutan lainnya,” lanjutnya.

“Orang-orang yang di jalan juga bisa tertular keluarga juga bisa tertular keluarga juga bisa tertular. Bahkan satu desa bisa kena semuanya,” jelasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait