URtech

Google Doodle Peringati HUT ke-90 Go Tik Swan, Kenali Sosoknya!

Afid Ahman, Selasa, 11 Mei 2021 15.02 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Google Doodle Peringati HUT ke-90 Go Tik Swan, Kenali Sosoknya!
Image: Google Doodle Go Tik Swan. (Google)

Jakarta - Saat membuka halaman pencarian Google hari ini, kita akan disuguhkan tampilan seorang pria berbusana tradisional Jawa yang tengah memegang batik. Sosok pria tersebut bernama KRT Hardjonagoro, siapakah dia?

Go Tik Swan adalah seorang budayawan batik sekaligus sastrawan Indonesia yang menetap di Surakarta. Lahir di Solo pada 11 Mei 1931, tepat hari menjadi ulang tahunnya ke-90.

Pria yang dikenal juga dengan nama KRT Hardjonagoro dilahirkan sebagai putra sulung keluarga Tionghoa yang termasuk golongan Cabang Atas atau priyayi Tionghoa di kota Solo.

Sosok Go Tik Swan begitu lekat dengan batik. Kecintaannya terhadap  batik dimulai saat usia muda lantaran sering mengunjungi tempat kerajinan batik milik kakeknya.

Dari sana Go Tik Swan memperoleh banyak pengetahuan budaya jawa dari pengrajin batik lokal.

Lantaran semakin tertarik dengan budaya Jawa dia kemudian memutuskan mempelajari sastra Jawa dan tari di Universitas Indonesia (UI).

Saat masih kuliah di UI, Go Tik Swan sempat didapuk untuk menari di Istana Negara. Presiden Soekarno mengetahui latar belakang keluarga KRT Hardjonagoro dalam industri batik memintanya untuk menciptakan batik gaya baru yang diharapkan bisa menyatukan masyarakat Indonesia.

Go Tik Swan memenuhi permintaan tersebut dan menciptakan 'Batik Indonesia' dengan menggabungkan teknik batik dari beberapa daerah di Tanah Air.

Karena kecintaannya terhadap budaya dan keterampilannya, Go Tik Swan menganggap setiap batik ciptaannya memiliki makna filosofis. Pada tahun 1970-an, ia bahkan menciptakan motif buatannya sendiri yang diberi nama Kembang Bangah sebagai surat cinta atas jati dirinya. 

Selain batik, Go Tik Swan adalah seorang ahli dalam budaya Jawa, ahli keris dan pemain gamelan yang terampil. 

Pada 11 Agustus 2005, Go Tik Swan menandatangani wasiat berisi penyerahan sejumlah koleksinya kepada pemerintah apabila dia meninggal dunia. Go Tik Swan wafat pada 5 November 2008 lalu.

Karena telah menyumbangkan banyak warisan untuk budaya, Go Tik Swan diberikan gelar Panembahan Hardjonegoro oleh Keraton Surakarta.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait